Kisah Teh Wangi Melati dari Tegal: Dari Teh Tatah Sampai 'Nyipok'

By Agni Malagina, Kamis, 9 April 2020 | 13:47 WIB
Teh poci khas Slawi, Tegal dan sekitarnya yang disajikan dalam poci tanah liat serta dilengkapi gula (Rr. Ukirsari Manggalani)

Nationalgeographic.co.id - Mungkin ada di antara Anda yang tak mengenal Tegal. Tapi saya yakin, banyak di antara Anda yang kenal ‘warteg’ alias "Warung Tegal". Gerai makanan murah meriah sekaligus mengenyangkan dengan aneka lauk pauk khas rumahan yang beragam dan disajikan bersama segelas teh hangat beraroma melati. Apakah Anda pernah memperhatikan merek dan asal teh wangi yang disuguhkan di warteg tersebut?

Di manakah Tegal berada? Tegal terdiri atas dua wilayah administratif, yaitu Kotamadya Tegal dan Kabupaten Tegal dengan ibu kotanya masing-masing yaitu Kota Tegal dan Slawi. Keduanya memiliki posisi memanjang dari pantai utara hingga kaki Gunung Slamet. Mengapa kota ini penting?

Selain tempat asal para pengusaha warteg, kota ini merupakan kota tempat kelahiran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut pada 1945. Selain itu, Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, terutama Slawi memiliki empat produsen teh wangi melati terbesar di Indonesia.  Pabrik Teh Gunung Slamat produsen Teh Sosro dan Teh Poci (1940), Pabrik Teh 2 Tang (1942), Pabrik Teh Tongtji (1938), dan Pabrik Teh Gopek (1942).

Baca Juga: Tan Pek Hauw 'Sang Kungfu Master' Legendaris Asal Kabupaten Tegal

Agung Sugiharto generasi ke-3 keluarga Lie yang memroduksi teh wangi merek Tatah sedang memperlihatkan lembaran terakhir pembungkus teh produksinya. (Sigit Pamungkas)

Walaupun teh wangi juga diproduksi di Cirebon, mungkinkah kita dapat menyebut Slawi sebagai pusatnya teh wangi Indonesia? Atau bahkan Asia Tenggara?

Siang itu saya memesan sepiring soto tauco dan nasi langgi di warung makan Fajar Pagi milik sang Kungfu Master asal Slawi, Tan Pek Hauw. Menu itu ditemani segelas teh tawar hangat dan beberapa potong tempe goreng. Saya beruntung, siang itu saya menikmati makan siang ditemani sang Kungfu Master. Tergelitik saya bertanya mengenai sejarah teh wangi melati di Slawi kepadanya.

“Om, teh melati di Slawi ini ada dari tahun berapa?” tanya saya.

“Teh Slawi itu adane lama sekali,” ujar Pek Hauw.

“Pabrik teh yang paling tua siapa, Om? Teh Sosro, Tongtji, Gopek?” tanya saya penasaran.

“Waaaah, itu kalah tuane. Ada yang tua lagi. Ayo aku anter ke tempate Seng Hok, Teh Tatah! Deket, persis di depan pabrik teh Poci! Ayo motoran bae, keliling-keliling,” ujar Pek Hauw.

Dia bergegas menyiapkan motor dan mengantar saya menuju kediaman salah satu tokoh pembuat teh melati di Slawi.