Penemuan Ekor Spinosaurus Buktikan Bahwa Ia Dinosaurus Perenang Pertama

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 30 April 2020 | 14:00 WIB
Spinosaurus. (via National Geographic)

Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa Spinosaurus memiliki tubuh yang ramping, bagian belakang yang besar, tengkorak berbentuk seperti buaya pemakan ikan, dan tulang berdinding tebal mirip dengan yang ada di penguin dan manatee—fitur-fitur yang mengacu pada semacam gaya hidup semiakuatik.

Studi ini membuat ahli paleontologi terpolarisasi. Beberapa memberikan reaksi positif, diyakinkan dengan data terbaru dari tulang berdinding tebal Spinosaurus. “Itu benar-benar meyakinkan saya,” ujar Lindsay Zanno, paleontologis di North Carolina Museum of Natural Science yang tidak menjadi bagian dari tim penelitian Ibrahim.

“Tulang memiliki memori,” ia menambahkan, menegaskan bahwa struktur mikro tulang terlihat berbeda pada hewan darat, hewan terbang, atau hewan yang menghabiskan sebagian besar waktunya di air.

Bagi ahli paleontologi lain, bagaimana pun juga, bukti yang dpresentasikan pada 2014 tidak membuktikan kasus Spinosaurus aktif berenang. Para peneliti tersebut berpikir bahwa Spinosaurus, seperti spinosaurid lainnya, paling memakan ikan dengan mengunjungi perairan dangkal seperti beruang.

Untuk menyelesaikan kontroversi, Ibrahim dan koleganya kembali ke situs di Maroko, dengan dukungan dari National Geographic Society—mengecek lebih banyak tulang pada September 2018.

Waktu menjadi hal yang penting: Ibrahim telah mendengar dari warga lokal bahwa penggali fosil komersial sedang menggali bukit untuk mencari tulang. Ibrahim tidak bisa membiarkan fosil dari apa yang ia yakini sebagai satu-satunya kerangka Spinosaurus lenyap ke dalam lemari kolektor.

Tim peneliti inti berkumpul di sekitar tulang Spinosaurus yang baru ditemukan. (Paolo Verzone/National Geographic)

Fosil bonanza

Penggalian pada 2018 dimulai dengan brutal. Untuk membersihkan berton-ton batu pasir, para kru membeli satu-satunya alat peledak di wilayah tersebut. Hari-hari itu sangat melelahkan sehingga beberapa anggota tim dirawat di rumah sakit begitu mereka kembali ke rumah. Namun, hasil penemuan yang menjanjikan membuat mereka tidak menyerah. Perlahan, mereka mulai menemukan bagian dari ekor binatang, kadang-kadang hanya beberapa inci.

Pada hari berikutnya, mereka menemukan beberapa fosil Spinosaurus, termasuk tulang kaki dan dua vertebra ekor halus yang akan membentuk ujung ekor dinosaurus. Ketika hasil dari semua kerja keras ini akhirnya diletakkan di atas meja di laboratorium Casablanca, Ibrahim dan rekan-rekannya yakin mereka memiliki sesuatu yang benar-benar luar biasa.

Di akhir 2018 sendiri, tim peneliti berhasil mengungkap lebih dari 30 vertebra ekor Spinosaurus. Yang terpenting, beberapa tulang ekor cocok dengan ilustrasi vertebra ekor spinosaurid yang dipublikasikan Stromer pada tahun 1934, memperkuat kasus bahwa Spinosaurus tersebar dari Maroko hingga Mesir. Selain itu, Ibrahim dan timnya belum menemukan duplikat tulang lain di situs Maroko—tanda yang jelas bahwa fosil itu hanya milik satu individu, sebuah peristiwa tidak biasa yang terjadi di Kem Kem beds.

Kotak berisi fosil. (Paolo Verzone/National Geographic)