Nationalgeographic.co.id - Berdasarkan novel kriminal Mario Puzo tahun 1969 dengan nama yang sama, karya agung sinematik Francis Ford Coppola, The Godfather (1972) mengisahkan keluarga fiksi Corleone dan kebangkitannya untuk menjadi salah satu keluarga mafia paling kuat di Amerika.
Dibintangi oleh Marlon Brando sebagai Vito Corleone dan Al Pacino sebagai putranya Michael, The Godfather dipuji oleh para kritikus maupun penonton dan melahirkan sepasang sekuel: The Godfather II (1974) dan The Godfather III (1990).
Baca Juga: Bagaimana Rasisme Bisa Terbentuk dan Bertahan di Masyarakat?
Kisah Godfather sangat dipengaruhi oleh kisah mafia dan kejadian di dunia nyata. Berikut adalah beberapa kisah nyata di balik film-film ini yang dirangkum pada laman Biography:
Vito Corleone terinspirasi oleh Frank Castello
Karakter Vito yang diperankan oleh Marlon Brando sebenarnya adalah kombinasi dari beberapa mafia. Seperti mafia dunia nyata, Joe Profaci, Vito memiliki bisnis minyak zaitun untuk menjadi pendorong kegiatan ilegal dan menjaga lingkarannya tetap kecil dan intim. Seperti Carlo Gambino, Vito memiliki reputasi sebagai sosok yang sederhana dan di bawah radar.
Namun, karakternya paling mirip dengan mafia dalam kehidupan nyata Frank Costello yang strategis dan masuk akal. Ia dikenal sebagai "Perdana Menteri" massa karena nasihatnya yang bijak.
Seperti Costello, Vito menggunakan keterampilan diplomatik dan hubungannya dengan pengusaha berpengaruh dan politisi untuk mempertahankan kekuasaannya dan juga mencegah bawahannya untuk terlibat dalam bisnis narkotika.
Michael Corleone terinspirasi oleh Salvatore "Bill" Bonanno
Mobster Joseph Bonanno tidak ingin putranya, Bill, untuk memasuki bisnis keluarga. Mendorong Bill untuk hidup pada jalan yang lurus. Joseph menyuruh putranya pergi ke sekolah hukum. Kenyataan ini seperti halnya Michael Corleone sebagai putra Vito. Terlepas dari keinginan ayahnya, Michael menemukan jalan pada kehidupan normal.
Dalam kehidupan nyata, kepribadian Bill juga disandingkan dengan kakak lelaki Michael, Fredo Corleone. Dia mewah, suka mencari perhatian, hidup dari kekayaan keluarganya, dan tidak pernah menerima rasa hormat yang sangat diinginkannya dari anak buah sang ayah.
Johnny Fontane terinspirasi oleh Frank Sinatra
Kesamaan antara karakter Johnny Fontane, yang diperankan oleh Al Martino dan penyanyi Frank Sinatra begitu mencolok sehingga Sinatra konon kesal karenanya. Dalam film tersebut, Fontane menjangkau Vito untuk membantunya keluar dari sebuah kontrak yang membuatnya tidak senang. Demikian juga dalam kehidupan nyata, Sinatra mampu keluar dari kontraknya dengan bantuan koneksi mafianya.
Putus asa untuk menyelamatkan kariernya yang memudar, Fontane memutuskan untuk berakting dan berperan dalam film layar lebar. Sebuah langkah yang juga diambil Sinatra ketika ia membintangi From Here to Eternity, yang kemudian menghidupkan kembali popularitasnya. Menariknya, Coppola sempat merenungkan gagasan casting Sinatra sebagai Vito Corleone.
Moe Greene terinspirasi oleh Bugsy Siegel
Moe Greene adalah seorang dengan kepribadian yang besar dan kurang ajar yang menghidupkan kehidupan di Las Vegas. Dalam kehidupan nyata, mafia Bugsy Siegel melakukan hal itu. Sebagai pembunuh bayaran untuk organisasi East Coast, Murder Inc., Siegel pindah ke Barat dan membantu membangun Vegas dan mengoperasikan kasino mewah Flamingo. Siegel tidak punya keraguan untuk pamer dan beredar di kerumunan selebriti.
Greene mengekspresikan karakteristik dan nasib yang sama sebagai keturunan Yahudi. Keduanya juga menerima sebuah tembakan peluru di rongga matanya. Namun, Siegel terbunuh karena mencuri uang dari publik sementara Greene mati karena tidak menghormati keluarga Corleone.
"Apakah kamu tahu siapa aku? Aku Moe Greene!" seru Moe Greene yang menantang Michael Corleone di The Godfather.
Baca Juga: Bahaya Self Diagnosis Gangguan Mental Pascamenonton Film Joker
Adegan penembakan restoran Michael Corleone terinspirasi oleh pertemuan Lucky Luciano dan Joe Masseria
Dalam salah satu adegan yang paling berkesan di The Godfather, Michael membuat perubahan penting dari orang tidak bersalah yang berubah menjadi gangster. Michael mengundang dua musuh ayahnya ke sebuah restoran untuk menyelesaikan masalah mereka. Ia pergi ke kamar mandi dan menemukan sebuah pistol yang ditanam untuknya. Dia kembali ke makan malam dan mulai menembaki kedua pria itu sampai mati.
Penembakan restoran film terinspirasi oleh salah satu eksekusi publik paling terkenal dalam sejarah mafia. Pada tahun 1931, mafia terkenal Lucky Luciano, yang bertekad merebut kekuasaan dari mentor dan bosnya Giuseppe "Joe" Masseri.
Luciano mengajaknya makan siang di sebuah restoran di Coney Island. Ketika Luciano pergi ke toilet pria, Masseria menemui ajalnya, dia ditembak mati oleh sekelompok pembunuh bayaran.
Baca Juga: Potret Duka dan Kemarahan yang Menyatu di Minneapolis
Kesaksian Michael selama sidang Senat terinspirasi oleh sidang pengadilan Frank Costello dan Vito Genovese
Sidang Senat di Godfather II, yang memaksa Michael untuk bersaksi tentang mafia, mirip dengan sidang kongres nyata yang terjadi pada 1950-an dan 1960-an yang membawa mafia Costello dan Vito Genovese ke hadapan publik.
Terutama, mafia Joe Valachi yang menawarkan kesaksian sebagai saksi pemerintah. Dia adalah anggota mafia pertama yang muncul dalam suasana publik dan mengakui keberadaan organisasi, yang akhirnya memicu kejatuhannya.