Untuk dasar penilaian utama di tahap seleksi, masih berpegang teguh pada kualitas teknis dan estetika. Berikutnya adalah profesionalisme kerja yang tercermin dari filmnya sendiri lalu orisinalitas cerita.
Nia menambahkan: “Kami juga masih mengusung keberagaman. Film-film yang akan terseleksi ada perspektif keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika. Apa yang terjadi secara sosial di Amerika pasti mempengaruhi seperti Black Lives Matter, artinya kita sebagai manusia harus menghormati manusia tidak dari warna kulit, latar belakang, agama dan etnisitasnya. Keberagaman yang kita pertajam maksudnya adalah seperti itu. Film-film yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang setara akan kami pilih.”
FFI pun sudah memulai pekerjaanya sejak Januari 2020 lalu.
"Sebelum mengetahui ada pandemi, kita sudah bekerja dan brainstorming dengan Dirjen Kebudayaan. Saat pandemi menyerang kita, beberapa program seperti malam anugerah 5 Desember dan nominasi 7 November, itu kita hati-hati sekali memikirkanya untuk tetap mengadakanya atau tidak. Dengan segala fleksibilitas yang disesuaikan dengan pandemi, kami tetap melaksanakannya," pungkasnya.