Nationalgeographic.co.id - Hutan dan keanekaragaman hayati merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Keduanya saling berkaitan dan menjaga keseimbangan.
Namun, seiring dengan semakin modernnya dunia keseimbangan tersebut terusik. Kesadaran akan pentingnya melestarikan hutan dan keanekaragaman hayati di dalamnya semakin luntur. Tergerus oleh keinginan-keinginan manusia untuk menguasai, membangun, meraih banyak hal di dunia.
Kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati di dalamnya tidak lagi terpelihara. Hutan semakin sempit dan satu per satu spesies hewan di dalamnya punah.
Indonesia sendiri telah kehilangan sejumlah luasan hutannya dan juga hewan liar yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satunya harimau.
Baca Juga: ‘Kota Hantu’ di Bawah Air Ini Bisa Terlihat Lagi Tahun Depan
Indonesia sejatinya adalah rumah bagi tiga sub spesies harimau yaitu harimau bali, harimau jawa, dan harimau sumatera.
Namun kini spesies yang tersisa hanya harimau sumatera saja. Statusnya pun terancam punah dengan populasi berkisar antara 400-600 ekor saja.
Kelangkaan harimau akan menjadi masalah besar bagi keseimbangan ekosistem. Ini karena mereka menduduki posisi tertinggi sebagai penjaga rantai makanan.
Ada banyak hal yang mengancam kelestarian harimau di Indonesia. Mulai dari rusaknya habitat, hingga persinggungan tempat hidup antara manusia dan harimau.
Baca Juga: Studi: Pandemi Membuat Kualitas Tidur Sebagian Orang Memburuk
Kondisi ini seringkali memicu konflik kepentingan dan hewan liar yang sejatinya adalah penghuni asli tempat hidup tersebut selalu menjadi korban.
Fakta ini dipaparkan oleh Wiratno, Perwakilan Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada webinar “SDG Virtual Talks: Pupusnya Pusparagam Kehidupan Bumi”, Jumat (5/6/2020) lalu.