Kuasa Everest: Puncak Yang Menyimpan Cerita Manusia dan Takdir Semesta

By Fikri Muhammad, Minggu, 12 Juli 2020 | 22:02 WIB
WISSEMU ()

"Agak ngeri juga karena nggak bisa liat apa apa. Cuman bisa percaya ama diri sendiri dan sherpa," katanya.

Tim WISSEMU akhirnya berhasil mencapai puncak pada 17 Mei 2018. Pengalaman tak terlupakan sempat dirasakan oleh pendaki WISSEMU saat melihat mayat di ketika perjalanan turun.

"Aku ngeliat mayat waktu turun. Jadi di sebelah kiri si sherpa saya nunjukin ada jenazah, bentuknya kaya di tutupin entah pake karung ata uapa. Badanya meringkuk pakai pakaian yang sama kaya kita. Dia aja bisa kaya gitu yang badanya lebih besar. Apalagi kita," tuturnya.

Ketika selesai perjalanan puncak, WISSEMU juga sempat mengalami malfungsi oksigen. 

"Jadi waktu perjalanan turun ada gosip tetangga itu ada beberapa regulator oksigen yang meledak. Waktu itu bahasanya meledak, tapi sebenernya itu malfungsi. Kebanyakan malfungsi regulator berada di ketinggian yang sama di 8500 di daerah mushroom rock," Tututr Fransiska.

Sebagai pendaki perempuan, WISSEMU juga sempat mengalami menstruasi secara bersamaan. Yang dialami saat itu ialah keram dan pusing. Salah satu obatnya ialah penambah darah, vitamin, dan makan lebih banyak.

Di penghujung acara Titania Febrianti menutup kisah yang disampaikan ISSEMU dan WISSEMU bahwa segala sesuatunya tidak ada yang tidak mungkin. Walaupun dengan berbagai misteri yang di simpan oleh Everest.

Di masa mendatang sains juga akan membantu memprediksi cuaca agar lebih baik dan alam bukanlah ancaman yang besar terhadap manusia. Titania mengutip Hillary yang berkata "saat kitamendaki gunung, bukan kita yang menaklukan gunung tapi kita yang menaklukan diri sendiri."