Apakah Manusia Bisa Melakukan Hibernasi Seperti Beruang?

By National Geographic Indonesia, Rabu, 15 Juli 2020 | 10:04 WIB
Ilustrasi tidur nyenyak (AndreyPopov/Getty Images/iStockphoto)

Yang berbeda adalah hewan sepertinya “mengetahui” cara untuk memasuki torpor dengan aman dan spontan.

Sementara, menurunkan suhu tubuh manusia dengan memblokir termoregulasi (pengaturan suhu tubuh agar dalam keadaan stabil tanpa terpengaruh oleh perubahan lingkungan) membutuhkan bantuan obat-obatan.

Salah satu kesulitan dalam meniru torpor adalah kita belum paham bagaimana hewan memulai dan mempertahankan proses tersebut.

Memang sudah banyak riset mempelajari hal tersebut, namun sejauh ini, hanya sedikit memberikan kesimpulan.

Di satu sisi, torpor mungkin dipicu oleh situasi “bawah-ke-atas”, dimulai dengan perubahan yang terjadi dalam sel-sel individual tubuh di tingkat molekuler.

Tapi, situasi “atas-ke-bawah” yang melibatkan sinyal dari sistem saraf atau hormon juga mungkin berperan.

Melindungi otak

Ada hal penting lain terkait dengan hibernasi manusia, dan ini berhubungan dengan otak.

Hewan yang berhibernasi, secara teratur, sadar dari torpor selama beberapa jam atau hari. Tapi, mereka seringkali menghabiskan waktu tersebut dengan tidur, sebelum kembali ke hibernasi.

Sama halnya, hewan yang sadar dari torpor harian biasanya memasuki kondisi tidur sangat lelap.

Menurut ilmuwan, walau kita cenderung mengira bahwa hibernasi itu seperti tidur yang sangat lama, torpor justru menciptakan kondisi kurang tidur dan hewan perlu menutup kekurangan secara teratur.

Kita dapat melihat ini melalui pola gelombang otak hewan saat memasuki kondisi torpor mirip dengan pola saat kurang tidur.

Ini bisa terjadi karena metabolisme dan suhu tubuh yang rendah dalam kondisi torpor berhubungan dengan aktivitas pada area otak yang biasanya berkaitan dengan pengaturan tidur.