Apakah Manusia Bisa Melakukan Hibernasi Seperti Beruang?

By National Geographic Indonesia, Rabu, 15 Juli 2020 | 10:04 WIB
Ilustrasi tidur nyenyak (AndreyPopov/Getty Images/iStockphoto)

Bisa juga karena torpor merusak otak apabila tidak ada pemulihan berupa mekanisme tidur.

Otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen dan harus dijaga saat persediaan darah dan nutrisi berkurang.

Hal lain yang menunjukkan bahwa torpor berpengaruh terhadap otak adalah karena dapat mengurangi dan mengatur kembali koneksi sinaptik yang merupakan dasar dari ingatan manusia.

Riset pada hewan seperti kelelawar menunjukkan rata-rata ingatan tersimpan, bahkan setelah berbulan-bulan, dalam keadaan depresi neuronal yang hampir sempurna.

Namun, beberapa ingatan terjaga lebih baik dari yang lainnya, seperti ingatan terhadap kerabat dekat.

Jadi, bila kita ingin melakukan hibernasi pada manusia, penting bagi kita untuk mempelajari bagaimana mempertahankan ingatan dalam torpor yang lama.

Baca Juga: Eksperimen Vaksin COVID-19 Pada Manusia Tunjukkan Hasil Awal Positif

Meski ilmuwan belum sepenuhnya yakin pada keamanan hibernasi pada manusia, beberapa penelitian sedang mencari mekanisme potensial yang bisa memberikan gambaran agar ide ini bisa menjadi kenyataan.

Kemajuan teknologi, alat farmakologis dan genetik saat ini menunjukkan potensi besar untuk menciptakan atau memanipulasi tidur.

Namun, untuk memahami sepenuhnya cara melakukan hibernasi pada manusia yang aman, kita mungkin perlu membedah sirkuit utama otak dan mengidentifikasi jalur molekul utama yang mengatur tidur kita.

Penulis: Vladyslav Vyazovskiy, Associate Professor of Neuroscience, University of Oxford

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.