Empat Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Limbah Nuklir, Apa Saja?

By National Geographic Indonesia, Senin, 7 September 2020 | 11:09 WIB
Ilustrasi nuklir. (Zika Zakiya)

Jika Anda mengira cahaya ini seharusnya berwarna hijau bukan biru, mitos ini mungkin berangkat dari awal mula penggunaan zat radioaktif yang dipakai untuk cat bersinar-dalam-gelap.

Sekitar tahun 1920an, banyak “Radium Girls” di AS tewas setelah menjilat kuas cat di pabrik tempat mereka bekerja mengecat jam tangan dengan cat bersinar-dalam-gelap.

2. Tidak disimpan dalam tong

Penggambaran populer banyak menunjukkan tong yang sedikit mirip dengan tong penyimpan minyak.

Namun, limbah dari industri nuklir memiliki banyak bentuk dan tidak banyak yang terlihat seperti minyak.

Beberapa masuk klasifikasi limbah radioaktif karena mereka dilapisi oleh partikel radioaktif yang berbahaya dan sulit dihilangkan.

Ini termasuk filter ventilasi udara dan setelan khusus yang dipakai para pekerja agar partikel tidak menempel di kulit, lalu ada potongan logam, pasir yang digunakan dalam proses pengolahan air, dan puing-puing.

Benda radioaktif yang sesungguhnya datang dari buangan bahan bakar nuklir, kebanyakan uranium yang sudah digunakan di reaktor, beberapa di antaranya telah mengalami pembusukan radioaktif yang mengubah mereka menjadi unsur kimia yang berbeda.

Bahan bakar bekas dilarutkan dalam asam agar unsur kimia yang berguna dapat diekstraksi dan dibuat bahan bakar baru.

Cairan limbah yang tersisa kemudian diubah kembali menjadi kaca padat, sehingga lebih mudah untuk ditangani.

Limbah seperti ini tidak memakan banyak tempat, tapi menyebabkan sebagian besar radioaktivitas di Britania Raya.

3. Dikemas dengan standar yang sangat tinggi

Kebanyakan jenis limbah padat ditaruh di dalam drum 500 liter dan ditutupi semen dengan jenis dan jumlah yang sangat spesifik.

Semen ini kemudian dituang di sekitar limbah dan mengubahnya menjadi balok yang kuat dan padat yang tahan radiasi dibanding bahan lain, seperti plastik.