Upaya Seniman Tari dan Wayang Orang Memanfaatkan Teknologi untuk Bertahan di Tengah Pagebluk

By Nana Triana, Jumat, 6 November 2020 | 19:23 WIB
Ilustrasi sanggar tari topeng mimi rasinah di Indramayu. (Dok. Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah)

Nationalgeographic.co.id - Sudah delapan bulan berlalu sejak pagebluk Covid-19 merebak di Indonesia. Hal tersebut menjadi pukulan telak bagi seluruh aspek kehidupan, termasuk seni dan budaya.

Pagelaran seni yang seakan mati suri. Selain kehilangan panggung, banyak seniman merasa khawatir akan lunturnya kelestarian seni dan budaya di tengah pesatnya arus globalisasi.

Kesenian tradisional menjadi yang paling terdampak. Pasalnya, panggung dan gedung pertunjukkan masih menjadi satu-satunya media untuk pentas.

Memastikan kelestarian seni tradisional masih banyak dilakukan dengan cara-cara konvensional. Menggelar pelatihan di sanggar hingga pentas langsung. Sementara, di tengah pandemi pertemuan tatap muka dan kontak fisik tak dapat dilakukan.

Baca Juga: Tari Topeng Denny Malik Terinspirasi dari Pandemi

Semua kegiatan dilakukan secara virtual di masa pandemi. Mengutip Antaranews (19/10/2020), Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mira Tayyiba mengatakan, pandemi mempercepat transformasi digital di Tanah Air.

“Transformasi digital yang sebelumnya lambat menjadi terakselerasi sepanjang pandemi. Jika melihat pada situasi saat ini, kita begitu tergantung pada aktivitas berbasis digital,” ujarnya.

Sebelumnya, Indonesia sudah tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di Asia Tenggara. Berdasarkan survei We Are Social, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 175,4 juta pengguna per Januari 2020. Dari angka tersebut, 164 juta di antaranya merupakan pengguna media sosial.

Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa lebih dari separuh jumlah penduduk di Indonesia memiliki media sosial.

Baca Juga: Kisah Para Seniman Wayang Orang Lestarikan Kesenian Adiluhung di Era Digital

Oleh sebab itu, bertransformasi digital menjadi keniscayaan, termasuk bagi pelaku seni tradisional. Internet memiliki potensi yang sangat besar untuk mengenalkan seni dan budaya Indonesia kepada kaum milenial yang aktif dan banyak menghabiskan waktunya menggunakan media sosial.

Melihat fenomena tersebut, PT Pertamina (Persero) dan National Geographic Indonesia, tergerak untuk menghadirkan workshop virtual bertema pemanfaatan konten digital. Untuk mendorong peningkatan ekonomi para seniman maupun masyarakat di tengah kondisi pagebluk.