Membelah Segara Anakan, Menilik Dusun Mandiri Energi di Pesisir Jawa

By Nana Triana, Sabtu, 28 November 2020 | 12:27 WIB
E-Mas Bayu (Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin) di Dusun Bondan, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah ()

Sebelumnya, petambak menjual hasil panen ke tengkulak. Tak jarang mereka menjual dengan harga murah karena menggunakan sistem ijon.  Tengkulak membeli ikan bandeng dan udang windu sebelum masa panen. Petambak tak memiliki pilihan selain menjual hasil panen ke tengkulak agar modal terus berputar.

“Setelah ada listrik, petambak bisa memanfaatkan freezer untuk menyimpan hasil panen jika tidak habis diolah,” ujar Asnem, ketua kelompok usaha Ibu Mandiri.

Baca Juga: Kisah Sukses Desa Wisata Berbasis Energi Terbarukan di Pesisir Yogyakarta

Kelompok usaha Ibu Mandiri tidak hanya menjual ikan dan udang segar, tetapi juga dapat mengolahnya menjadi berbagai varian produk makanan bernilai jual. Misalnya saja, kerupuk dan abon. Sementara, tulang ikan, kulit udang, dan limbah lain diolah menjadi terasi.

Sebagian limbah ikan dan udang yang tersisa, diolah menjadi tepung sebagai campuran bahan pakan ikan. Dengan siklus produksi ini, selain tanpa limbah, kelompok petambak juga bisa menghemat biaya produksi karena tak perlu membeli pakan ikan.

Energi yang menghidupi

Meningkatnya taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di dusun Bondan tak lepas dari peran Pertamina melalui program CSR E-Mas Bayu dan E-Mbak Mina.

Bahkan di tahun ini pun, Pertamina kembali menambah kapasitas produksi menjadi 16.200 WP. Penambahan kapasitas 4.200 WP ini untuk memenuhi kebutuhan program-program masyarakat.

Dengan begitu, masyarakat di dusun Bondan semakin produktif dan pendapatan warga kian meningkat hingga 50 persen. Setiap bulan, anggota kelompok bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan besar dari produk olahan ikan dan udang yang mereka buat.

Baca Juga: Di Kulonprogo, Mereka yang Muda Upayakan Ketahanan Pangan

Setelah E-Mas Bayu dan E-Mbak Mina, rangkaian program lain pun diciptakan. Salah satunya, Tambak Polikultur dan Biofilter (Maskuter). Program ini meningkatkan hasil panen tambak secara signifikan dan jarak masa panen pun jadi lebih singkat.

Dalam waktu tiga bulan, petani tambak bisa memanen bandeng dengan ukuran lima hingga enam ekor per kilogram.

“Biasanya kalau tambak biasa dua sampai tiga kwintal, dengan adanya sistem ini bisa mencapai satu hingga satu setengah ton sekali panen,” kata Jamaludin.