Desanya Tak Lagi Membara, Warga Sei Pakning Dulang Berkah Wangi dari Lahan Gambut

By Sheila Respati, Rabu, 9 Desember 2020 | 11:19 WIB
Ketua Unit Serai Wangi Subekti mengamati proses penyulingan minyak atsiri serai. (National Geographic Indonesia)

Sementara perkebunan nanas dibuat sebagai penahan Karhutla. Selain itu, nanas juga komoditas berdaya ekonomi tinggi dan zero waste.

“Kebun nanas dapat menjadi penyekat bakar ketika terjadi Karhutla. Lagipula, nanas dapat dimanfaatkan mulai dari mahkota, kulit, hingga daging buahnya,” ujar Didik. Tanaman serai di Desa Pakning Asal, ditanam untuk mengembalikan produktivitas lahan gambut.

Ubah strategi untuk hadapi pandemi

Ketika pandemi Covid-19 merebak, Pertamina pun mengubah strategi pemberdayaannya menjadi mitigasi bencana Covid-19. Masyarakat Peduli Api (MPA) bertransformasi menjadi Masyarakat Tanggap Bencana (MTB).

Pada saat inilah Pertamina menghadirkan pelatihan untuk memanfaatkan minyak atsiri serai sebagai bahan penyanitasi tangan dan menyokong aktivitas perkebunan nanas agar kewirausahaan tetap berjalan.

Pertamina pun menghadirkan program Pakning Sehat Masyarakat Tanggap (Pas Mantap). Melalui program ini warga desa diedukasi seputar perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), diberikan layanan kesehatan, hingga dibina untuk memanfaatkan tanaman obat keluarga (Toga) sebagai jamu penjaga kesehatan yang bernilai ekonomi.  

Baca Juga: Inovasi Air Bersih dan Hunian yang Sehat Bagi Suku Anak Dalam

“Kami juga membuat materi ajar e-book dan game Asic (Anak Siaga Covid-19) untuk mengisi waktu anak-anak dengan aktivitas bermanfaat selama tidak bersekolah,” terang Didik.

Melalui upaya-upaya tersebut Pertamina turut mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk pemulihan ekosistem secara berkelanjutan, kehidupan yang sehat, pola konsumsi berkelanjutan, hingga akhirnya peningkatan ekonomi, dan pendidikan yang bermutu.