Kisah Garuda Rinjani, Kaum Difabel dari Mataram yang Berdikari

By Yussy Maulia, Kamis, 10 Desember 2020 | 12:57 WIB
Komunitas difabel Garuda Rinjani di Kota Mataram, Lombok ()

“Sebelah sini sepertinya kurang tebal. Coba ditambahkan lagi supaya rapi,” ujarnya sambil membimbing tangan seorang temannya yang merupakan penyandang tuna netra.

Sunardi adalah sosok yang membangkitkan kembali Yayasan Garuda Rinjani yang sempat mati suri selama kurang lebih delapan tahun. Ia menceritakan, yayasan tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2004.

Pada 2012, Yayasan Garuda Rinjani kembali aktif dengan pengurus baru dan merangkul 40 orang penyandang disabilitas sebagai anggotanya. Misinya pada saat itu adalah menyejahterakan para penyandang disabilitas di Kota Tua Ampenan.

“Sebagai warga minoritas, sulit untuk memenuhi kebutuhan harian untuk kesejahteraan. Di sisi lain, kami juga ingin mandiri dan tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah atau santunan lainnya,” ujar Sunardi.

Baca Juga: Bebila dan Jalak Anguci, Tarian Sunyi Komunitas Kolok dari Desa Bengkala

Saat menghidupkan kembali yayasan, Sunardi menggandeng Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Pusat. Melalui kerjasama tersebut, ia berhasil mendapatkan dana bantuan dari pemerintah berupa uang tunai dan sembako setiap bulan untuk anggota yayasan.

Meski demikian, Sunardi tak mau anggota yayasannya tergantung pada bantuan dan santunan saja. Akhirnya, diputuskan bahwa anggota juga memenuhi kebutuhan hidup dengan membuat alat-alat kebersihan. Selain karena bahan bakunya mudah didapat, kebutuhan akan alat kebersihan cenderung stabil.

Secara rutin Sunardi memberikan workshop kepada penyandang disabilitas untuk membuat alat-alat kebersihan. Alat-alat kebersihan yang dihasilkan oleh anggota yayasan kemudian dipasarkan ke beberapa tempat.

Selain dititipkan ke toko-toko, alat kebersihan dipasarkan ke sekolah-sekolah dan perkantoran, terutama kantor pemerintahan.

“Jangan sampai mereka mengemis di jalan. Kami mau tunjukkan bahwa kaum penyandang disabilitas juga berkarya dan berdaya. Ibaratnya kami yang tidak punya kaki ini harus bekerja keras agar bisa berdiri di atas kaki sendiri dan kalo bisa bermanfaat bagi yang punya kaki,” ujarnya.

Baca Juga: Bangun Kesadaran untuk Lebih Bijak Gunakan Air, Bagaimana Memulainya?

Nikmah, salah seorang anggota yayasan yang juga pernah ditunjuk sebagai Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Mataram ini mengatakan bahwa kehadiran Garuda Rinjani membuat para penyandang disabilitas tidak merasa sendirian.