Merangkum Kisah Pewujudan Kesejahteraan dari Sabang sampai Merauke

By Fathia Yasmine,Nana Triana,Yussy Maulia, Jumat, 11 Desember 2020 | 20:36 WIB
Ana Susianti (27) merawat tanamannya di kebun depan rumahnya di Dusun Bendo, Ngentakrejo, Lendah, Kulonprogo, DI Yogyakarta. (Hendra Nurdiyansyah)

Sebuah arboretum seluas 1 hektare dirintis di kecamatan tersebut. Arboretum menyimpan keanekaragaman hayati berupa tumbuh-tumbuhan khas lahan gambut, salah satunya tanaman langka kantong semar. Arboretum ini menjadi media rekreasi dan belajar. Selain itu, menjadi tanda bahwa dari lahan gambut tidak hanya persoalan api yang didapat.

Di Kecamatan Sei Pakning, tepatnya di Kampung Jawa, nanas dibudidayakan sebagai penyekat bakar Karhutla. Budidaya nanas menguntungkan bagi warga. Sebab, nanas memiliki nilai ekonomi mulai dari pucuk mahkotanya, kulit, hingga daging buahnya.

Sementara itu di Desa Pakning Asal, tanaman serai yang dibudidayakan untuk mengembalikan produktivitas lahan.

Sebuah unit kerja dibuat oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk membudidayakan serai wangi sebagai bahan pembuat produk penyanitasi tangan yang sangat dibutuhkan di masa pandemi Covid-19. Masyarakat berhasil kembali menggerakkan perekonomiannya dan turut berkontribusi dalam upaya penanggulangan Covid-19.

General Manager PT Pertamina RU II Dumai Didik Bahagia mengatakan, upaya-upaya tersebut dilakukan dengan menggandeng kelompok tani.

“Kami bekerja sama dengan kelompok tani untuk membuat arboretum,  menanam serai, dan nanas. Kami juga membuat materi ajar tentang lahan gambut yang dibagikan ke 27 sekolah binaan Pertamina melalui Program Cinta Gambut,” ujarnya.

Petani berjalan di antara pohon kopi di Cipaganti, Cisurupan, Kabupaten Garut. (SEPTIANJAR MUHARAM)

Upaya pelestarian ekosistem darat dengan menggandeng masyarakat tani juga dilakukan oleh warga di Desa Cipaganti, Garut. Di desa tersebut ada Yayasan Muka Geni—sebuah yayasan yang melestarikan populasi kukang—merintis merek “Kopi Kang!”.

Produk kopi khas Gunung Papandayan ini menjadi upaya penyelamatan hewan dilindungi tersebut dari tangan-tangan manusia yang kerap menangkap dan menjualnya di pasar satwa.

“Kukang akan terdistraksi saat mau masuk ke permukiman dengan adanya tanaman kopi. Mereka lebih tertarik memakan hama dari pohon-pohon kopi. Kukang juga membantu proses penyemaian biji. Jadi, ada simbiosis mutualisme antara kukang dengan warga Desa Cipaganti,” ujar Dendy Hartandi salah satu pengurus Yayasan Muka Geni saat ditemui National Geographic Indonesia, Kamis (19/11/2020).

Upaya Yayasan Muka Geni didukung oleh Pertamina. Melalui PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal (FT) Bandung, pelatihan diberikan mulai dari proses penanaman bibit kopi hingga proses pengemasan produk dan pemasarannya.

Membantu masyarakat berdikari