Tak Hanya Sebabkan Krisis Kesehatan dan Ekonomi, Covid-19 Turut Ancam Keberlangsungan Ekosistem Laut

By Sheila Respati, Minggu, 27 Desember 2020 | 11:03 WIB
pandemi Covid-19 memicu peningkatan pencemaran lingkungan laut dari limbah plastik bekas alat pelindung diri (APD). (Shutterstock)

Menurut LIPI, masyarakat Jabodetabek setidaknya melakukan 1 sampai 10 kali transaksi belanja daring tiap hari, meningkat drastis dibandingkan sebelum pandemi yang hanya 1 sampai 5 kali transaksi setiap hari.

Baca Juga: Pakai APD Seadanya, Tukang Cukur Ini Tetap Layani Pelanggannya di Tengah Wabah

LIPI juga menemukan bahwa hampir 96 persen pembungkus produk dalam transaksi daring tersebut menggunakan plastik tebal dengan tambahan bubble wrap dan selotip plastik.

Temuan LIPI lainnya terkait penggunaan plastik selama pandemi, kebanyakan konsumen memilih untuk menyiagakan plastik tambahan guna melindungi diri dari risiko tertular Covid-19.

Limbah plastik membunuh biota laut

Selain membahayakan petugas kebersihan di tempat pembuangan akhir (TPA), peningkatan limbah plastik hasil pandemi juga berpotensi “terlepas” ke lautan jika tidak dikelola dengan benar di darat.

Perlu diketahui, masker medis sekali pakai memiliki kandungan polipropilena (PP) yang merupakan jenis plastik kedua terbanyak digunakan di seluruh dunia.

Plastik jenis ini memiliki rentan umur sekitar 450 tahun untuk bisa terurai. Ketika terurai pun, plastik PP tidak akan langsung hilang dan akan berubah menjadi partikel yang lebih kecil, atau biasa disebut mikroplastik.

Berdasarkan laporan Jenna Jambeck dalam Jurnal Science yang berjudul Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean yang terbit pada Februari 2015, Indonesia berada pada peringkat kedua di bawah China sebagai negara paling bertanggung jawab atas lebih dari 50 persen keseluruhan sampah plastik di lautan.

Baca Juga: Apakah Ekonomi Sirkular Bisa Menjadi Solusi Permasalahan Lingkungan?

Data tersebut memaparkan, terdapat sekitar 187,2 juta ton polusi sampah di pesisir Indonesia dengan komposisi 3,22 ton di antaranya belum terkelola dengan baik. Hal ini diperkirakan mengakibatkan kebocoran 0,48 sampai 1,29 juta ton metrik sampah plastik per tahun ke lautan.

Sementara itu, Publikasi Statistik Lingkungan Hidup Indonesia tentang Pengelolaan Sampah Tahun 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) mengungkapkan, Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.