Marie Thomas dan Anna Warouw, Si 'Kembar' Pelopor Dokter Perempuan di Indonesia

By Utomo Priyambodo, Jumat, 19 Februari 2021 | 07:00 WIB
Anna Warouw & Marie Thomas di tengah para pelajar STOVIA. (Dokumentasi Keluarga Anna Warouw)

Dikutip dari Huygens ING, Marie Thomas adalah putri dari seorang tentara profesional bernama Adriaan Thomas. Dia punya satu saudara kandung laki-laki dan mereka berdua dibesarkan dalam keluarga Kristen Protestan. Karena ayahnya adalah seorang tentara yang kerap dipindahtugaskan ke beberapa tempat, Marie dan keluarganya jadi sering berpindah-pindah tempat tinggal. Akibatnya, Marie juga sering berpindah-pindah sekolah.

Baca Juga: Perempuan Nusantara dalam Lingkungan Patriarki Hindia Belanda

Marie Thomas, dokter perempuan pertama di Indonesia. (Java Post)

Adapun Anna Warouw, sebagaimana dikutip dari website resmi Museum Kebangkitan Nasional, adalah putri seorang guru yang bercita-cita agar anak-anaknya, termasuk anak perempuannya, dapat memperoleh pendidikan setinggi mungkin. Anna sudah menyelesaikan pendidikan dasarnya di kampung halamannya di Minahasa pada 1912. Anna hendak melanjutkan studinya ke Batavia namun harus menunggu dua tahun terlebih dulu karena harus menunggu adik laki-lakinya menyelesaikan sekolah sehingga dapat bersama-sama berangkat ke Batavia. Ayahnya tidak mengizinkan Anna Warouw pergi sendiri ke Batavia.

Anna Warouw akhirnya masuk STOVIA bersama adik laki-lakinya yang bernama Semuel Jusof Warouw pada 1914. Sedangkan kakak perempuan Anna Warouw belajar menjadi perawat. Dikarenakan hanya pelajar laki-laki yang dapat tinggal di asrama, selama studi di Batavia, Anna Warouw tinggal bersama salah satu kerabatnya, yakni pamannya. Saat berada di STOVIA, Anna Warouw bersahabat dengan Marie Thomas, yang merupakan murid perempuan pertama di STOVIA.

Baca Juga: Wabah COVID-19, Peluang Perempuan Indonesia untuk Akrabi Teknologi

Marie Thomas di antara para pelajar STOVIA. (Dokumentasi Keluarga Anna Warouw)

Sama-sama menikah dengan dokter lulusan STOVIA

Marie Thomas dan Anna Warouw sama-sama menemukan jodohnya di STOVIA. Dikutip dari Java Post, Marie bertemu suaminya Mohamad Joesoef di STOVIA, mereka duduk kelas yang sama selama bertahun-tahun dan lulus pada tahun yang sama pula.

Marie Thomas lulus dari dengan nilai yang memuaskan pada 26 April 1922 dan berhak menyandang gelar Indische Arts. Kelulusannya menjadi bahan berita di Hindia Belanda, karena Marie Thomas menjadi dokter perempuan pertama di tanah air. Pemerintah menugaskannya berdinas sebagai dokter pemerintah di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ), rumah sakit pemerintah di Batavia.

Tujuh tahun setelah kelulusan mereka, Marie dan Joesof akhirnya menikah pada 16 Maret 1929. Mohammad Joesoef berasal dari Solok, Sumatra Barat. Dari nama dan asalnya, ia kemungkinan besar bukan seorang Kristen seperti Marie. Sebab, satu-satunya ELS di Solok pada akhir tahun 1910 hanya menerima anak laki-laki non-Kristen asli dan anak laki-laki dan perempuan Eropa. Pernikahan mereka istimewa dalam dua hal: keduanya memiliki agama yang berbeda dan etnis yang berbeda. Mereka masing-masing berasal dari bagian Indonesia yang berbeda.