Nationalgeographic.co.id—NASA akhirnya mendaratkan Perseverance Rovers di Mars pada Kamis lalu setelah menempuh perjalanan 203 hari, melintasi 293 juta mil (472 kilometer). Pendaratan ini dikonfirmasi dan diumumkan dalam ruang kontrol misi di NASA’s Jet Propulsion Laboratory, California selatan pukul 15:55.
Misi Mars 2020 diluncurkan pada 30 Juli 2020 dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida. Misi Perseverance Rover menandai langkah pertama yang ambisius untuk mengumpulkan sampel Mars dan mengembalikannya ke Bumi.
"Pendaratan ini adalah salah satu momen penting bagi NASA, Amerika Serikat, dan eksplorasi ruang angkasa secara global," kata penjabat Administrator NASA Steve Jurczyk di laman NASA.
Mars Perseverance Rover NASA telah mengirimkan kembali gambar pertamanya dari permukaan Planet Merah. Gambar tersebut berasal dari Kamera Hazard Perseverance.
Gambar pertama ini adalah versi resolusi rendah. NASA mengonfirmasi akan mengirim resolusi yang lebih tinggi setelahnya.
Tujuan utama misi Perseverance di Mars adalah penelitian astrobiologi, termasuk penelusuran tanda-tanda kehidupan mikroba purba.
Penjelajah ini akan mengkarakterisasi geologi planet dan iklim masa lalu serta menjadi misi pertama untuk mengumpulkan dan menyimpan batu Mars dan regolith, membuka jalan bagi eksplorasi manusia di Planet Merah.
Baca Juga: Marie Thomas dan Anna Warouw, Si 'Kembar' Pelopor Dokter Perempuan di Indonesia
Perseverance dilengkapi dengan instrumen sains, sepasang kamera yang dapat diperbesar/diperkecil dan menciptakan panorama 3D beresolusi tinggi bernama Mastcam-Z.
Selain itu, ada juga SuperCam yang terletak pada tiang Perseverance yang berguna untuk mempelajari kimia batuan dan sedimen dengan laser yang berdenyut beserta mikrofon untuk membantu para ilmuwan memahami batuan dan kekerasannya.
Kemudian sasis Perseverance Rover juga dilengkapi dengan RIFAX (Radar Imager for Mars Subsurface Experiment). Sebuah radar penembus tanah yang akan digunakan untuk menentukan berbagai lapisan permukaan Mars dari waktu ke waktu.
Pada tahap selanjutnya, NASA akan bekerjasama dengan ESA untuk mengirim pesawat ruang angkasa ke Mars untuk mengumpulkan sampel dan mengembalikannya ke bumi untuk dianalisis.