Temuan Arkeologis Anjing Jadi Bukti Jejak Migrasi Manusia ke Amerika

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 3 Maret 2021 | 15:21 WIB
Ilustrasi: anjing Siberian Husky (Difa Restiasari)

Nationalgeographic.co.id - Sudah lama anjing menjadi kawan bagi peradaban manusia. Berawal dari sekitar masa Pleistosen (2 juta hingga 11.500 tahun yang lalu), anjing dimanfaatkan sebagai kawan berburu dan menjaga pertanian.

Studi terkini mengungkapkan adanya fosil anjing membantu mengungkap perjalanan migrasi manusia ke benua Amerika selama akhir Zaman Es. Temuan itu diungkap dalam jurnal The Royal Society Publishing (24/02) oleh Charlotte Lindqvist University at Buffalo.

Temuan berupa taring ini ditemukan di sebuah gua di tenggara Alaska. Sebelum diuji DNA-nya, Lindqvist menduganya sebagai tulang milik beruang.

Tulang yang ditemukan berupa tulang paha seekor anjing yang hidup dari 10.150 tahun yang lalu, berdasarkan penanggalan radiokarbon. Menjadikannya juga sebagai fosil anjing--yang mungkin--tertua yang ditemukan di benua Amerika, terang para Peneliti dalam laporannya.

Baca Juga: Setelah 50 Tahun, Misteri Tsunami Alaska Akhirnya Terpecahkan

Pada fosil anjing itu, terungkap bahwa semasa hidupnya memakan makanan laut, yang bentuknya serupa dengan anjing purba di situs arkeologis Yup'ik sebelum berhubungan dengan manusia.

Hasil DNA menyebutkan bahwa itu merupakan sejenis keturunan anjing Siberia yang sudah terpisah dari nenek moyangnya di Asia. Jenis anjing ini diperkirakan sudah ada 16.700 tahun yang lalu di Alaska, dan spesiesnya sudah terpisah dari leluhurnya di Siberia.

Secara penelitian, ungkapan itu hasil dibandingkan dengan DNA serigala, anjing purba, dan ras anjing modern. Sehingga membantu peneliti memperkirakan kapan terakhir nenek moyang anjing itu terpisah dari anjing Siberia.

Lindqvist bersama tim, mengungkap bahwa keberadaan ini belum tersentuh manusia sekitar 15.000 tahun yang lalu. Kemudian populasinya meningkat pada 10.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.

Tulang yang ditemukan di Alaska yang dipercayai memiliki keturunan dari Siberia. (Charlotte Lindqvist et al)

Temuan itu, menjadi bahan acuan perdebatan sejarah mengenai rute detail manusia dapat bermigrasi ke Amerika lewat Alaska. Salah satu gagasan lama adalah bahwa koloni manusia pertama kali masuk ke Amerika lewat dataran yang tak memiliki es. Namun sekitar 16.700 tahun lalu, dataran itu kemudian tertutup es.

Sehingga, keberadaan anjing ini mendukung gagasan alternatif lainnya, bahwa migrasi ini lebih condong ke selatan (lebih dekat ke Samudra Pasifik) dari Siberia. Sebuah studi lain juga mengungkapkan bahwa manusia bermukim di kawasan itu sebagai 'Pemberhentian Beringia' akibat arus panas Pasifik.

Baca Juga: Berkat Arus Panas Pasifik, Manusia Purba Mulai Bermukim di Amerika

Lewat temuan sebelumnya yang dilakukan oleh Angela Perri, dari University of Durham, secara genetik anjing ini sudah menjadi peliharaan yang menemani manusia pertama di Amerika. Lewat laporannya yang dipublikasikan di PNAS (Vol. 118 No. 6 tahun 2021), mereka mengungkap bahwa anjing dan manusia bermigrasi secara bersamaan.

"Yang paling signifikan, [temuan] ini menunjukkan bahwa anjing didomestikasi [sejak manusia] di Siberia sekitar 23.000 tahun yang lalu, mungkin saat manusia dan serigala terisolasi selama iklim yang keras dari masa glasial maksimal terakhir," tulis Perri dalam laporan.

"Anjing kemudian menemani orang pertama yang ke Amerika dan melakukan perjalanan bersama mereka saat manusia dengan cepat menyebar ke benua itu mulai 15.000 tahun yang lalu."

Temuan ini juga memunculkan pertanyaan bagi penelitian di masa mendatang, tulisnya. Yaitu, bagaimana manusia Siberia-Alaska ini memperoleh anjing yang menemani ke Amerika.

Sementara ini mereka berhipotesa bahwa anjing-anjing itu dijinakan dari populasi serigala di suatu tempat di Siberia atau Beringia barat selama Pleistosen akhir, dan sebelum mereka menyeberang.

Dikutip dari Science News, Lindqvist menanggapi temuan sebelumnya, "Pergerakan dan domestikasi anjing jelas sangat-sangat erat kaitannya dengan manusia. Jadi, hal yang menarik adalah, jika kita mengikuti pergerakan anjing, itu dapat memberi tahu kita sesuatu tentang manusia juga."