Tiga Kerangka Manusia Ditemukan di Situs Istana Kerajaan Majapahit

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 27 Maret 2021 | 07:37 WIB
Reruntuhan tembok batu bata tebal tinggalan Majapahit di sisi timur Trowulan. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Tiga kerangka manusia ditemukan di Situs Kumitir, Mojokerto, pada Rabu, 3 Maret 2021. Rangka-rangka manusia itu ditemukan di kedalaman 60 sentimeter pada Sektor C Situs Kumitir yang merupakan situs penggalian arkeologi sisa-sisa peninggalan Kerajaan Majapahit.

Penemuan sisa-sisa peninggalan dari Kerajaan Majapahit itu ditemukan dalam ekskavasi tahap ketiga yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Penggalian tersebut dilakukan di area sebelah barat tempat pemakaman umum Dusun Bendo, Desa Kumitir.

Pakar antropologi forensik Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Phil. Toetik Koesbardiati, yang turut tergabung dalam penggalian dan penelitian bersama tim ekskavasi BPCB Jatim, menyebut salah satu dari tiga temuan kerangka tersebut relatif masih utuh secara struktur.

“Kondisinya memang sudah remuk di beberapa tempat. Namun struktur rangka dari tengkorak hingga kaki masih lengkap. Begitu pula bagian rusuk, tulang belakang, dan lengan,” ungkap dosen antropologi forensik ragawi FISIP UNAIR tersebut, sebagaimana dikutip dari laman resmi UNAIR.

Baca Juga: Runtuhnya Majapahit dan Kronik Kesultanan Pertama di Tanah Jawa

Kerangka manusia yang ditemukan di Situs Kumitir Mojokerto, salah satu cagar budaya peninggalan Majapahit. (Kompas via UNAIR)

Dilihat berdasarkan bagian pelvis dan tengkoraknya, kerangka tersebut diidentifikasi berjenis kelamin perempuan dengan estimasi umur 20-30 tahun dan tinggi badan 141-153 sentimeter. Toetik telah mengambil sampel bagian tulang telinga dan tulang tangan untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Uniknya, kerangka perempuan itu ditemukan dalam posisi tengkurap. Oleh karena itu, analisis arkeotanatologi untuk mengetahui alasan posisi rangka tengkurap juga akan segera dilakukan apabila semua rangka telah terekspos dan data penggalian telah dilengkapi.

Begitu pula dengan penentuan usia kerangka untuk mengetahui apakah kerangka tersebut berhubungan dengan era Majapahit ataukah kerangka manusia modern yang dikubur disana. Hal tersebut perlu dilakukan lantaran tepat di sebelah timur lokasi penemuan kerangka adalah tempat permakaman umum Dusun Bendo.

“Makanya kami perlu melakukan dating atau penanggalan untuk mengetahui secara pasti umur atau pada masa apa sisa rangka manusia ini pernah hidup,” paparnya.

Baca Juga: Ratusan Tulang Manusia Ditemukan di Danau Himalaya, Milik Siapa?

Pakar antropologi forensik Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Phil. Toetik Koesbardiati. (Dok. pribadi via UNAIR)

Apabila kerangka itu berasal dari era Majapahit, Toetik meyakini, temuan ini akan sangat berharga bagi informasi manusia era klasik Majapahit yang masih jarang ditemui. Terlebih apabila analisis DNA telah didapat, peneliti dapat mengetahui afiliasi populasi dari kerangka tersebut.

“Kalaupun bukan dari era Majapahit, artinya masih manusia dari era modern, tetap saja temuan sisa rangka manusia ini bermakna untuk diteliti sepanjang tidak melanggar kode etik dan budaya lokal,” ujar Toetik.

Selain berpotensi menjadi temuan penting manusia era klasik Indonesia, kerangka ini pun juga dapat dijadikan media pendidikan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan.

Toetik sendiri bergabung dalam penggalian ini usai dihubungi pimpinan tim ekskavasi BPCB Jatim yang memberikan foto bagian tulang yang menyembul di galian situs. Situs Kumitir adalah cagar budaya yang diyakini sebagai bekas Istana Bhre Wengker di Kompleks Kotaraja Majapahit.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon