Selisik Pesan dari Kisah Pahatan dan Mural Kuno di Cu An Kiong Lasem

By Agni Malagina, Senin, 12 April 2021 | 09:00 WIB
Mural dalam Klenteng Cu An Kiong, Lasem. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

“Sebagai pengingat bagi kita untuk tidak korupsi ya,” ujar Gandor Sugiharto selaku sesepuh Klenteng Cu An Kiong. “Banyak pelajaran moral di sini ya.”

Gandor bersama mengamati selajur pahatan pada sudut atap di halaman dalam klenteng. Pahatan indah itu berkisah tentang sebuah peristiwa di Lasem. Yang menggambarkan dua orang laki-laki yang memanggul gelondongan kayu besar. Konon, berabad silam ada dua orang yang melakukan tindak penggelapan uang, demikian kata Gandor. Kemudian mereka dihukum untuk memanggul kayu hingga akhir hayatnya. Celaka!

Tiada habis kata yang mampu mengungkapkan betapa cantiknya klenteng utama di Lasem, Cu An Kiong atau Ci An Gong. Klenteng ini terletak di tepian Sungai Lasem, Jalan Dasun No. 19, Lasem, Jawa Tengah.

Bangunan ini terkenal dengan keindahan detail ornamen atap, ukiran kayu, pahatan dan mural pada dinding bagian dalam klenteng. Walau sudah berabad lamanya, keindahannya tak luluh tergerus waktu. Tak ada yang tahu dengan pasti, kapan klenteng ini berdiri. Saya pun belum menjumpai catatan resmi mengenai berdirinya klenteng ini.

Opa Gandor sedang bersembahyang. Dewi Samudra menjadi dewi utama di Klenteng Cu An Kiong, situs terpenting bagi pusaka dan pecinan Lasem. (Feri Latief/National Geographic Indonesia)

Baca Juga: Sajadah Covid Lasem Kisah Kolaborasi Batik Lumintu dan Didiet Maulana