Selidik Kisah dan Filosofi di Balik Corak Keindahan Batik Lasem

By Agni Malagina, Senin, 19 April 2021 | 13:00 WIB
Batik Lasem berlanggam aneka puspa dan bingkai kuning National Geographic Indonesia. Hawien Wilopo, pembatik asal Rembang, membingkiskan untuk redaksi. (Lambok E. Hutabarat/National Geographic Indonesia)

Menulusuri makna dan narasi motif batik Lasem tak semudah yang dibayangkan. Tim peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pun mencoba untuk membuat invetaris motif batik dari 11 Rumah Batik di sekitar kawasan Kota Tua Lasem melalui skema Pengabdian pada Masyarakat. Tim yang dimotori oleh Dr. Sonya Suganda dan Dr. Lilawati Kurnia sampai pada rekapitulasi sementara bahwa motif tunggal batik Lasem berjumlah 50 buah dan motif tunggal akulturasi Tionghoa berjumlah 64 motif, totalnya terdapat 114 motif tunggal.

Kain batik tokwi yang menjadi salah satu kekhasan Lasem, kota pecinan di pesisir utara Jawa. (Agni Malagina)

“Jumlahnya bisa terus bertambah jika kita mengumpulkan nama-nama motif dari ke 120 rumah batik. Dari sini, kami berharap, generasi muda di Rembang Lasem dapat mengetahui kisah dan makna motif batik. Sehingga perasaan ‘hanya menggambar’ saja akan berkurang. Tak kenal maka tak sayang,” ujar Sonya.

Di tengah kegairahan meningkatnya kegemilangan batik tulis Lasem, rupanya masih terdapat sejumlah kekhawatiran seperti masalah regenerasi, kesejahteraan pembatik, pemasaran dan lainnya. Berita baiknya, saat ini sudah ada 21 jenis motif batik Lasem yang telah terdaftar di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Hal ini memungkinkan hasil karya cipta para pengusaha batik mendapat jaminan perlindungan hukum dari penjiplakan atau pembajakan motif.