Telusur Riwayat Perkembangan Seni Ilustrasi Botani di Indonesia

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 27 April 2021 | 03:00 WIB
'Sunflower Bud' (Helianthus annuus) karya Lingga Kosasih, cat air pada kertas. (Lingga Kosasih/IDSBA)

Gambar ilustrasi dibuat dalam gambar garis dengan pena dan tinta, lazimnya dalam ukuran sebenarnya. Jenny mengatakan pentingnya uraian pengungkapan tentang karakter-karakter sejenis tumbuhan itu perlu dicatat akurat dalam bentuk narasi dan visual. Tentu, aspek narasi dan visual itu harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Setelah kepergian para ilustrator Belanda, kegiatan menggambar botani tetap berlangsung. Sejumlah nama Bumiputra muncul sebagai ilustrator yang piawai. Raden Natadipoera, Mas Soemawinata, Mas Kromohardjo, Mas Mangoendimedjo, Mas Samadi, Mas Joedo, Mas Risman, Mas Ranoewidjojo, Tirtakoesoema, Sosrowikromo, dan Djaiaatmadja.

 

 

'Fruit of Paradise' (Punica granatum) karya Dina Budiarto, pensil warna pada kertas. (Dina Budiarto/IDSBA)

Karya-karya mereka merupakan bagian visual dari karya-karya ilmiah para peneliti botani Eropa yang berkegiatan di Hindia Belanda. Sebagian besar ilustrator Hindia Belanda itu, selain berfungsi sebagai ilustrator juga sebagai litografer. Karya-karya ilustrasi dan litografi mereka setara dengan karya para ilustrator dan litografer Eropa pada periode 1830-1930-an.

“Karya-karya mereka menghiasi terbitan karya akbar ilmiah kajian botani Hindia Belanda yang dikenal dengan sebutan botani tropis,” ujar Jenny.

'Serenity' (Spathoglottis x parsonsii ames & Quisumb.) karya Deinitisa Amarawi, cat air pada kertas. (Deinitisa Amarawi/ISDBA)

Baca Juga: Decak Keindahan Flora Melalui Seni Lukis Botani