Telusur Riwayat Perkembangan Seni Ilustrasi Botani di Indonesia

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 27 April 2021 | 03:00 WIB
'Sunflower Bud' (Helianthus annuus) karya Lingga Kosasih, cat air pada kertas. (Lingga Kosasih/IDSBA)

Karena pentingnya ilustrasi botani, pada 1878 didirikan Fotografisch Atelier en Tekeninrichting (Atelier Fotografi dan Tata Laksana Menggambar) di kebun botani Buitenzorg. Selain itu kebun botani ini juga memiliki Lithografi Afdeeling & Drukpers (Bagian Litografi dan Percetakan), yang pada 1932 dipindahkan ke Batavia.

Setelah lahirnya Republik Indonesia, bukan perkara mudah untuk memulai sebagai tuan rumah—termasuk mengawaki kajian botani tropis. Menurut Jenny, peneliti botani Indonesia yang khusus mendalami botani taksonomi tercatat nihil pada 1945-1959. “Apakah kegiatan menggambar ilustrasi botani terhenti?” ujarnya. “Tidak terhenti walaupun melambat.”

'Merah Putih' (Rosa x hybridus) karya Eunike Nogroho, cat air pada kertas. (Eunike Nogroho/IDSBA)

Jenny mengungkapkan nama-nama ilustrator yang bermunculan pada periode itu antara lain Amir Hamzah, Muhamad Toha, Sukirno, Damhuri, dan Mohamad Anwar.

“Tentu kita bertanya-tanya,” ujarnya, “dari siapa dari mana mereka belajar menggambar botani?”

Sejauh ini Jenny belum dapat menemukan bagaimana mereka mendapatkan ilmu seni ilustrasi botani. Namun, tampaknya mereka belajar secara otodidak. Mereka “piawai karena berlatih sendiri selama menunaikan tugasnya sebagai ilustrator.”

'Terbit Bersama' (Turnera subulata) karya Riwis Sadati, cat air pada kertas. (Riwis Sadati/IDSBA)

Baca Juga: Amorphophallus titanum, Si Bunga Bangkai Raksasa yang Terancam Punah