Nationalgeographic.co.id—Orang keturunan Arab, khususnya Hadhrami, menyandang status sebagai Timur Asing atau kelas dua di struktur masyarakat Hindia Belanda.
Meski menyandang status yang tidak rendah, mereka kerap mendapatkan diskriminasi dari kalangan Eropa yang 'alergi' dengan orang Timur Tengah.
Sebagaimana yang diungkap Huub de Jonge dalam buku Mencari Identitas, Orang Arab Hadhrami di Indonesia (1900-1950), mereka diletekan di perkampungan kumuh di kota-kota besar, mendapat sentimen jelek, dan diawasi pemerintah sebagai sumber penyebaran pan-Islamisme yang mengancam stabilitas negara.
Kondisi itu diungkapkan oleh Christiaan Snouck Hugronje, peneliti dan pejabat publik. Selama 1893 hingga 1906 Hugronje tinggal di pemukiman Hadhrami di Gang Prapatan, Kwitang.
Baca Juga: Koin-Koin Arab Kuno Ungkap Aksi Keji Perompak Kapal Rombongan Haji