Dalam bukunya, ia mencontohkan burung merak jantan yang anggun. Bulu burung merak memiliki beraneka ragam warna dan membentuk pola menyerupai banyak mata yang indah. Pola ini menarik bagi betina, sehingga mereka akan memilih pejantan mana yang memiliki tampilan paling menarik.
"Saat musim kawin, merak jantan mengeraskan ekornya yang berbentuk setengah bola besar yang dilakukan saat betina datang," jelas Prum dalam Vox.
Namun, bulu-bulunya yang lebar—bahkan lebih besar dari badannya sendiri—dan berat, justru mempersulit mereka untuk bertahan hidup. Burung merak jantan akan sulit lari apabila ada predator yang mengejar mereka.
Padahal sebelumnya, para ahli biologi menganggap pemilihan pasangan adalah ada kecocokan antara kesehatan dan gen. Ornamen atau pola apapun hanya mencerminkan tanda kebugaran. Inilah yang dibantah Prum, bahwa sebenarnya kecantikan adalah hal untuk kesenangan dan subjektif belaka.
Baca Juga: Mengakhiri Polemik Misteri Kematian Charles Darwin
“Kebebasan memilih itu penting bagi hewan,” katanya dilansir The Washington Post. “Kami telah menjelaskan hasratlah yang lebih penting daripada benar-benar mencoba untuk memahami atau menjelaskannya. Itu salah satu perubahan terbesar dalam buku ini."
Kejadian itu tak hanya terjadi pada merak, tetapi pada lainnya seperti burung cikalang dengan tembolok merahnya yang mengembung, dan burung namdru api dan bulunya.
Terkait pandangan ahli biologi yang terdahulu mengenai pandangan gen juga tak seluruhnya salah. Charles Darwin juga mengajukan gagasan evolusi yang sering disebut sebagai survival the fittest.
Konsep itu menganggap makhluk hidup yang memiliki sifat berbeda-beda, akan bertahan lebih lama dan memiliki keturunan lebih banyak dan menjadi jenis yang umum. Misalnya, antelop yang mampu berlari cepat akan memiliki banyak keturunan.
Hal itu juga terjadi pada manusia oleh para ilmuwan dalam dokumenter Science of Sexual Attraction (2005) oleh National Geographic. Bahwa pria yang lebih simetris atau mendekati golden ratio kecantikan, lebih menarik bagi perempuan—terutama yang menstruasi.