Kiprah Sepatu Vans Sebagai Sepatu Skate Populer Sepanjang Masa

By Fikri Muhammad, Sabtu, 15 Mei 2021 | 07:00 WIB
VANS berkolaborasi dengan National Geographic. (VANS)

Nationalgeographic.co.id—Sulit membayangkan skateboarding tanpa kehadiran sepatu Vans—sering dianggap sebagai pemimpin industri dalam sepatu dan pakaian skate.

Perusahaan yang berbasis di California ini telah berkembang dari favorit lokal hingga menjadi sponsor acara BMX, selancar, dan seluncur salju.

Awalnya perusahaan ini bernama Van Doren Rubber Company, mereka adalah produsen spesialisasi sepatu yang khusus dibuat untuk olahraga ekstrem. 

Vans menyediakan produkny—sebagian besar—untuk pasar anak muda. Selain sepatu, Vans jua menjual busana seperti kaos oblong, hoodies, kaos kaki, jam tangan, dan aksesori lainnya.

Sejak awal, tidak pernah terlihat bahwa Paul Van Doren akan menjadi pebisnis yang sukses. Dia putus sekolah di kelas delapan untuk mengejar ketertarikannya pada kuda. Tetapi berakhir di trek balap.

Ibunya yang kecewa memaksanya bekerja di pabrik sepatu tempatnya bekerja. Selama 20 tahun berikutnya, Paul bekerja sebagai wakil presiden eksekutif di Randy's, sebuah perusahaan sepatu di Boston.

Baca Juga: Unik, Kerangka dari Abad Pertengahan Ditemukan Memakai Sepatu Bot

Pada 1966, Paul memutuskan untuk mengembangkan usahanya sendiri. Bersama dengan Serge D'Elia dan Gordy Lee. Ketiganya memproduksi dan menjual sepatu langsung ke publik tanpa melewati pengecer.

Mereka membangun pabrik di Anaheim, California dan toko ritel yang luasnya hanya 400 kaki persegi.

Ketika pertama membuka toko, mereka hanya menawarkan tiga model sepatu dengan beberapa warna yang berbeda dengan harga mulai dari $2,40 - $4,99.

Jika pelanggan menginginkan yang lain selain itu, mereka akan diminta untuk kembali pada sore itu juga untuk mengambil pesanana mereka. Karena Paul akan berusaha keras membuatkannya untuk Mereka.

Apalagi wanita, biasanya mereka menginginkan warna yang tidak mereka miliki. Jadi paul memintanya untuk membawa warna kain yang diinginkan. Itulah awal mula dari kustomisasi Vans.  

Paul dengan sepatu Vans. (VANS)

Selama satu setengah tahun berikutnya, Vans membuka toko baru. Mereka mendatangkan lebih banyak pendapatan sekaligus memungkinkan mereka lebih dekat dengan konsumen. Meski nama perusahaanya masih Van Doren Rubber, pelanggan mulai menyebut sepatu mereka dengan nama Vans.

Van Doren pun diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuanya untuk menyenangkan konsumen. Sol sepatu pertama mudah retak, jadi Van Doren mematenkan sol dengan desain wafel yang baru.

Demam skateboard pada awal 1970-an menciptakan tututan untuk warna dan pola yang berbeda. Mereka pun merilis Vans Era line. Menurut laman Vans, Itu adalah sepatu merah dan biru yang dirancang oleh pemain skateboard profesional bernama Tony Alva dan Stacy Peralta. Di sinilah Vans menjadi alas kaki pilihan bagi pemain skateboard. 

VANS Era Line tahun 1970-an. (VANS)

Pada 1979, Vans memperkenalkan lini sepatu slip-on dan dengan cepat menjadi sepatu paling populer di California Selatan. 

Vans mencapai popularitas nasional ketika aktor Amerika bernama Sean Penn mengenakan sepasang slip-on papan catur di film Fast Times at Ridgemont High

Namun kesuksesan nasional ini menimbulkan masalah bagi Paul karena dia tidak ingin menjual sepatunya di luar California. 

Terlepas dari itu, sepatu ini segera mulai berpindah dari toko ritel ke departemen dan pengecer pihak ketiga di seluruh Amerika Serikat. 

Baca Juga: Setapak 'Hilangkan' Luka di Kaki Siswa dan Tingkatkan Pendidikan

Sean Penn dengan sepatu VANS model catur dalam film Fast Times at Ridgemont High. (FAST TIMES AT RIDGEMONT HIGH)

Namun keberhasilan ini berumur pendek karena para pesaing menjual slip-on dengan harga yang murah. Van Doren pun menurunkan harga sepatunya. 

Pada 1984 Vans memiliki hutan $12 juta dan bank meminta pembayaran kembali setidaknya $6,7 juta. 

Van Doren tidak punya pilihan selain mengajukan kebangkrutan dari perusahaan yang dia dirikan hampir dua dekade.

Butuh waktu dua tahun bagi Van Doren untuk melunasi hutangnya dan mengklaim kembali perusahaan sepatunya. Saat itu terjadi sebuah kejutan.

Permintaan sepatu ini sangat tinggi, jadi di pabrik mereka di Orange, California, mereka memproduksi dua juta sepatu.

Menurut laman The House, secara cepat sepatu ini terjual dan menghasilkan lebih dari $50 juta. Van Doren kemudian menjangkau negara lain seperti Meksiko dan Eropa. 

Pada 1988, Paul Van Doren memutuskan untuk menjual VANS seharga $74,4 juta ke perusahaan perbankan bernama McCown De Leeuw & Co. 

Pada Jumat lalu, Paul Van Doren meninggal di usia 90 tahun. Setelah kurang dari dua minggu lalu, ia merilis otobiografinya di Amazon berjudul Authentic: A Memoir by the Founder of Vans, yang merinci pertumbuhan perusahaan menjadi kekuatan di industri sepatu dan pakaian. 

Baca Juga: Pertikaian 'Abadi' Antara Saudara Kandung Lahirkan Adidas dan Puma