Untuk Pertama Kalinya, Robot Penjelajah Tiongkok Mendarat di Mars

By Utomo Priyambodo, Selasa, 18 Mei 2021 | 10:00 WIB
Ilustrasi robot penjelajah Mars dan wahana pendarat milik Tiongkok. (Steve Jurvetson from Los Altos/Wikimedia Commons)

Robot penjelajah seberat 529 pon ini berhasil selamat dari pendaratan berbahaya ke permukaan Mars, termasuk masuk ke atmosfer Planet Merah itu dan melambat dari kecepatan supersoniknya, berkat peralatan canggih dari wahana pendaratnya yang terdiri atas kapsul pelindung, parasut, dan roket retro.

Nama Zhurong pada robot penjelajah ini berarti dewa api Tiongkok kuno. Robot ini memliki ukuran yang mirip seperti robot penjelajah Spirit dan Opportunity milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), yang mendarat di Mars pada tahun 2004 dan sukses mengirimkan sejumlah gambar dan data yang menarik tentang kondisi permukaan Planet Merah tersebut. Adapun robot penjelajah dari Tiongkok ini diharapkan dapat membuat penemuan penting tambahan terkait air dan kelayakan hunian masa lalu di planet ini sehingga dapay membuka jalan bagi misi penjelajahan manusia ke Mars di masa depan.

"Mendarat dengan selamat di Mars adalah tantangan besar, terutama untuk upaya pendaratan mulus pertama China," ujar Long Xiao, seorang ilmuwan planet di China University of Geosciences, sebelum pendaratan di Mars itu dilakukan, dilansir National Geographic. “Tapi itu adalah langkah penting untuk eksplorasi Mars dan luar angkasa yang mendalam.”

Berhasil turun ke permukaan Mars merupakan tantangan yang luar biasa. Robot penjelajah Zhurong berhasil melewati apa yang disebut "tujuh menit teror", waktu dari masuknya atmosfer hingga mendarat di permukaan Mars.

Baca Juga: Pemandangan Indah di Planet Mars: Kawah Beku hingga Gunung Api Raksasa

Penampakan kepulan awan di Mars pada 2018. (ESA/GCP/UPV/EHU Bilbao, CC BY-SA 3.0 IGO)

Zhurong duduk menempel pada wahana pendaratnya, terbungkus oleh aeroshell atau kapsul pelindung yang dirancang untuk melindungi kendaraan dalam perjalanannya melewati atmosfer Mars. Setelah wahana pendarat ini dilepaskan dari Tianwen-1 dan mengalami entri atmosfer yang berapi-api, parasut besar dikerahkan untuk lebih memperlambat penurunan robot tersebut.

Wahana pendarat itu kemudian menyalakan mesin roket untuk melakukan pendaratan terakhir ke permukaan. Laser range finder dan pemindai 3D yang menyala menyediakan data ketinggian dan medan, sementara kamera digunakan secara mandiri untuk memilih tempat untuk mendarat.

Mars secara signifikan lebih sulit untuk dicapai daripada bulan, kata Michel Blanc dari Research Institute in Astrophysics and Planetology di Prancis. Namun Tiongkok telah memiliki serangkaian misi Bulan yang sukses yang mempersiapkan mereka untuk pendaratan Mars.

Chang'e-4, pendaratan pertama dalam sejarah di sisi jauh Bulan pada tahun 2019, membutuhkan "kapasitas teknologi tinggi" dalam kecerdasan buatan dan penghindaran bahaya otonom, catat Blanc. Selain itu, mesin roket di Zhurong mirip dengan yang digunakan Tiongkok untuk mendaratkan tiga pesawat luar angkasa dengan aman di Bulan.

Setelah enam roda Zhurong meluncur dari wahana pendaratnya dan menuju lapiran debu Mars, robot penjelajah itu akan membentangkan panel suryanya yang berbentuk seperti kupu-kupu yang dapat dilipat dan menjelajahi area tersebut untuk misi utama yang berlangsung selama tiga bulan.

Zhurong diyakini bisa bekerja jauh melampaui tujuan konservatif tersebut. Sebab, sebagai contoh, robot penjelajah Spirit dan Opportunity yang juga bertenaga surya memiliki misi utama sekitar 90 hari, tapi mereka masing-masing akhirnya mampu menjelajahi Mars selama bertahun-tahun.