Untuk Pertama Kalinya, Robot Penjelajah Tiongkok Mendarat di Mars

By Utomo Priyambodo, Selasa, 18 Mei 2021 | 10:00 WIB
Ilustrasi robot penjelajah Mars dan wahana pendarat milik Tiongkok. (Steve Jurvetson from Los Altos/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Untuk pertama kalinya, robot penjelajah dari Tiongkok berhasil mendarat di Planet Mars. Pendaratan yang berlangsung mulus tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu, 15 Mei 2021.

Program luar angkasa Tiongkok telah membuat lompatan besar pada 2021 ini dengan capaiannya mendaratkan robot penjelajah bernama Zhurong tersebut di Mars. Peristiwa bersejarah ini juga menandai pendaratan pertama negara itu di planet lain.

Sebelumnya, pesawat luar angkasa Tiongkok bernama Tianwen-1 telah berhasil mengorbit di Mars sejak Februari lalu. Selama berbulan-bulan pesawat antariksa tersebut mengamati permukaan Mars untuk menyiapkan peluncuran wahana pendarat yang membawa robot penjelajah Zhurong tersebut. Penaaratan oleh wahana pendarat di Planet Merah tersebut akhirnya sukses dilakukan.

Kini, tim dari Badan Antariksa Nasional China (China National Space Administration/CNSA) sedang bersiap untuk melepaskan robot penjelajah dari wahana pendaratnya. Rencananya, robot penjelajah itu akan digerakkan ke area permukaan Mars yang berdebu untuk memulai misi mencari bukti air dan petunjuk kehidupan masa lalu di Planet Merah itu.

Touchdown atau pendaratan ini menjadikan Tiongkok sebagai negara kedua dalam sejarah yang berhasil mendaratkan robot penjelajah di permukaan Mars. Robot penjelajah Zhurong itu kini telah berada di Utopia Planitia, dataran luas yang mungkin pernah tertutup oleh lautan kuno Mars.

Baca Juga: NASA Bikin Peta Endapan Es di Mars, Jadi Pedoman Pencarian Sumber Air

Kawah Jezero, kawah beku lainnya yang ada di Mars. (NASA)

Robot penjelajah seberat 529 pon ini berhasil selamat dari pendaratan berbahaya ke permukaan Mars, termasuk masuk ke atmosfer Planet Merah itu dan melambat dari kecepatan supersoniknya, berkat peralatan canggih dari wahana pendaratnya yang terdiri atas kapsul pelindung, parasut, dan roket retro.

Nama Zhurong pada robot penjelajah ini berarti dewa api Tiongkok kuno. Robot ini memliki ukuran yang mirip seperti robot penjelajah Spirit dan Opportunity milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), yang mendarat di Mars pada tahun 2004 dan sukses mengirimkan sejumlah gambar dan data yang menarik tentang kondisi permukaan Planet Merah tersebut. Adapun robot penjelajah dari Tiongkok ini diharapkan dapat membuat penemuan penting tambahan terkait air dan kelayakan hunian masa lalu di planet ini sehingga dapay membuka jalan bagi misi penjelajahan manusia ke Mars di masa depan.

"Mendarat dengan selamat di Mars adalah tantangan besar, terutama untuk upaya pendaratan mulus pertama China," ujar Long Xiao, seorang ilmuwan planet di China University of Geosciences, sebelum pendaratan di Mars itu dilakukan, dilansir National Geographic. “Tapi itu adalah langkah penting untuk eksplorasi Mars dan luar angkasa yang mendalam.”

Berhasil turun ke permukaan Mars merupakan tantangan yang luar biasa. Robot penjelajah Zhurong berhasil melewati apa yang disebut "tujuh menit teror", waktu dari masuknya atmosfer hingga mendarat di permukaan Mars.

Baca Juga: Pemandangan Indah di Planet Mars: Kawah Beku hingga Gunung Api Raksasa

Penampakan kepulan awan di Mars pada 2018. (ESA/GCP/UPV/EHU Bilbao, CC BY-SA 3.0 IGO)

Zhurong duduk menempel pada wahana pendaratnya, terbungkus oleh aeroshell atau kapsul pelindung yang dirancang untuk melindungi kendaraan dalam perjalanannya melewati atmosfer Mars. Setelah wahana pendarat ini dilepaskan dari Tianwen-1 dan mengalami entri atmosfer yang berapi-api, parasut besar dikerahkan untuk lebih memperlambat penurunan robot tersebut.

Wahana pendarat itu kemudian menyalakan mesin roket untuk melakukan pendaratan terakhir ke permukaan. Laser range finder dan pemindai 3D yang menyala menyediakan data ketinggian dan medan, sementara kamera digunakan secara mandiri untuk memilih tempat untuk mendarat.

Mars secara signifikan lebih sulit untuk dicapai daripada bulan, kata Michel Blanc dari Research Institute in Astrophysics and Planetology di Prancis. Namun Tiongkok telah memiliki serangkaian misi Bulan yang sukses yang mempersiapkan mereka untuk pendaratan Mars.

Chang'e-4, pendaratan pertama dalam sejarah di sisi jauh Bulan pada tahun 2019, membutuhkan "kapasitas teknologi tinggi" dalam kecerdasan buatan dan penghindaran bahaya otonom, catat Blanc. Selain itu, mesin roket di Zhurong mirip dengan yang digunakan Tiongkok untuk mendaratkan tiga pesawat luar angkasa dengan aman di Bulan.

Setelah enam roda Zhurong meluncur dari wahana pendaratnya dan menuju lapiran debu Mars, robot penjelajah itu akan membentangkan panel suryanya yang berbentuk seperti kupu-kupu yang dapat dilipat dan menjelajahi area tersebut untuk misi utama yang berlangsung selama tiga bulan.

Zhurong diyakini bisa bekerja jauh melampaui tujuan konservatif tersebut. Sebab, sebagai contoh, robot penjelajah Spirit dan Opportunity yang juga bertenaga surya memiliki misi utama sekitar 90 hari, tapi mereka masing-masing akhirnya mampu menjelajahi Mars selama bertahun-tahun.

 

Utopia Planitia, yang dianggap sebagai situs laut purba, memiliki lapisan sedimen yang dapat berisi bukti air masa lalu. Yang lebih menarik, lapisan batuan ini bisa berisi jejak kehidupan masa lalu di Mars, kata James Head III, seorang ilmuwan planet di Brown University.

“Karena lokasi pendaratan yang telah dipilih sebelumnya dekat dengan garis pantai laut kuno, dan berbeda dari yang lain, data sains akan mengungkap lebih banyak rahasia Mars,” kata Long. Situs tersebut melengkapi penelitian yang dilakukan oleh robot penjelajah Curiosity and Perseverance NASA di danau kuno kawah Gale dan Jezero, tambah Head.

Robot Penjelajah Zhurong membawa seperangkat enam instrumen. Sepasang kamera panorama dan multispektral imager akan memberikan informasi tentang medan dan komposisinya, sementara instrumen dengan laser akan menguapkan batu untuk menganalisis riasannya, serupa dengan spektrometer laser yang ada pada Curiosity and Perseverance. Selain itu, ada juga magnetometer yang akan mengukur medan magnet dan bersama-sama dengan instrumen pada Tianwen-1 yang sedang mengorbit Mars dan stasiun iklim akan mengukur atmosfer, suhu, tekanan, angin, dan suara lokal di Mars.

Baca Juga: Rencana NASA Terbaru: Membuat Pos di Bulan Agar Manusia Bisa ke Mars

Bentuk naga yang berada di bagian ngarai Valles Marineris di Mars. Skala kurang dari lima kilometer. (NASA/JPL/UARIZONA)

Salah satu instrumen paling menarik di atas robot penjelajah Zhurong adalah radar penembus tanah, yang akan digunakan untuk mencari kantong air atau es di bawah permukaan Mars. Head mencatat bahwa robot pendarat Viking 2 milik NASA, yang terletak di wilayah sedikit di utara lokasi pendaratan Zhurong pada tahun 1975, mencitrakan fenomena menarik, termasuk kontraksi es dan embun beku di permukaan Mars, dan medan berpola poligon yang mungkin telah dibuat oleh kontraksi es bawah permukaan dengan perubahan musim.

Radar penembus tanah Zhurong akan melakukan penembakan pengukuran ke permukaan dengan dua frekuensi berbeda dan mengambil data gema dari lapisan di bawah, mengintip ke bawah hingga 33 kaki untuk mencari es atau air asin di bawah tanah.

“Tianwen-1 kemungkinan dapat menjelajahi dan mendeteksi salju dan es di bawah permukaan menggunakan muatannya,” kata Head. Kantong es semacam itu terbukti berharga untuk misi awak di masa depan, dan kantong air atau air asin apa pun, yang terlindung dari radiasi di permukaan, dapat menyediakan habitat bagi makhluk hidup sederhana.