Sains Tidur: Apa yang Sejatinya Terjadi pada Otak Ketika Kita Tidur?

By Tiara Syabanira Dewantari, Kamis, 20 Mei 2021 | 21:00 WIB
Sistem tubuh kita mengatur melatonin sedangkan jadwal tidur kita paling kuat dikendalikan oleh cahaya. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id—Hasil survei menunjukkan, 40 persen orang dewasa di Amerika mengalami kurang tidur dari waktu minimal yaitu tujuh jam tidur pada setiap malamnya seperti yang direkomendasikan oleh American Academy of Sleep Medicine dan National Sleep Foundation.

Ketika kita tidur, apa yang terjadi pada otak kita? Ketika kurang tidur, apa yang terjadi pada otak dan tubuh kita?

 

National Institutes for Health memperkirakan bahwa antara 50 juta sampai 70 juta orang terbukti tidak cukup tidur.

Rekomendasi tidur minimal ini didasarkan pada tinjauan terhadap banyak penelitian ilmiah yang mengevaluasi peran tidur di tubuh kita serta efek kurang tidur terhadap kemampuan tubuh kita berengaruh pada fungsi kinerja puncak tubuh kita.

Michael S. Jaffee, seorang ahli saraf di University of Florida telah mempelajari kedua efek dari cedera otak traumatis dan gangguan tidur di otak. "Saya telah melihat efek dari gangguan tidur dan efek signifikan yang dimilikinya," ujar Michael.

Menurut National Sleep Foundation, orang dewasa Amerika saat ini memiliki rata-rata tidur 6,9 jam per malam. Terlihat penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 1940-an dimana orang dewasa di Amerika dapat tidur dengan rata-rata 7,9 jam per malam, atau satu jam lebih banyak dibandingkan saat ini.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Komunikasi Lewat Mimpi dengan Orang yang Tidur

Manusia sering kali mengorbankan waktu tidurnya untuk bekerja dan beraktifitas. Perilaku ini tentu berdampak terhadap kesehatan otak dan tubuh. (cyano66/Getty Images/iStockphoto)

Sebenarnya, pada , 84 persen orang Amerika mendapat tujuh sampai sembilan jam yang direkomendasikan, namun angka itu mengalami penurunan pada 2013 menjadi 59 persen.

Peserta dalam jajak pendapat Gallup yang sama melaporkan rata-rata mereka merasa membutuhkan setidaknya 7,3 jam tidur setiap malam meskipun tidak cukup. Hal ini  menyebabkan rata-rata orang mengalami "hutang" tidur malam selama 24 menit.

Fitbit, pada Januari 2018 mengumumkan hasil sebuah penelitian yang telah dilakukan terhadap 6 miliar malam waktu tidur pelanggannya dan melaporkan bahwa pria sebenarnya mendapatkan waktu tidur yang lebih sedikit daripada wanita yaitu sekitar 6,5 jam.

 

Mengapa Tidur Penting?

Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah menunjukkan bahwa orang dewasa yang tidur singkat, atau mereka yang kurang dari tujuh jam dalam 24 jam, lebih mungkin melaporkan 10 kondisi kesehatan kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, obesitas, asma dan depresi, dibandingkan dengan Mereka yang cukup tidur, yaitu tujuh atau lebih jam dalam periode 24 jam.

Ada lebih banyak tantangan untuk anak-anak, karena mereka dianggap memiliki kebutuhan tidur yang meningkat dibandingkan orang dewasa.

American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan agar anak-anak berusia 6 sampai 12 tahun harus tidur setidaknya 9-12 jam sehari dan remaja usia 13-18 harus tidur setidaknya 8-10 jam setiap harinya secara teratur untuk meningkatkan kesehatan optimal.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh sebuah Yayasan Tidur terhadap orang tua di Amerika menyarankan agar anak-anak mendapatkan satu jam atau lebih tambahan jam tidur per malam lebih dari yang dibutuhkan tubuh dan otak mereka.

Baca Juga: Meski Sudah Berevolusi, Ternyata Otak Homo Erectus Awal Mirip Kera

Kekurangan tidur dapat menyebabkan penurunan kinerja, meningkatnya kecelakaan mobil, dan kacaunya hari-hari kerja. (kasinv/Getty Images/iStockphoto)

Para peneliti menemukan bahwa ternyata kekurangan tidur walau hanya satu jam pun memiliki efek yang berbahaya pada otak anak yang sedang berkembang. Tidur yang tidak memadai dapat mempengaruhi plastisitas sinaptik dan pengkodean memori, dan hal itu dapat menyebabkan kekacauan diri di dalam kelas.

"Setiap sistem biologis kita dipengaruhi oleh tidur. Bila kita tidak tidur cukup lama atau saat kita mengalami kualitas tidur yang buruk, bisa jadi ada konsekuensi biologis yang serius," tulis Michael pada penelitiannya.

"Saat kita kurang tidur, tubuh kita menjadi lebih terangsang melalui sistem syaraf simpatik yang disempurnakan, yang dikenal sebagai "fight or flight." Ada kecenderungan yang lebih besar untuk meningkatkan tekanan darah dan kemungkinan risiko penyakit jantung koroner," tambahnya.

Sistem endokrin kita melepaskan lebih banyak kortisol, hormon stres.

Tubuh memiliki toleransi glukosa lebih sedikit dan resistensi insulin yang lebih besar, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, kurang tidur menyebabkan penurunan hormon pertumbuhan dan perawatan otot.

Baca Juga: Berubahnya Teknik Berburu Memengaruhi Evolusi Otak Manusia Purba

Siklus tidur-bangun kita diatur oleh sistem sirkadian, yang membantu memberi sinyal pada otak untuk tidur dengan menggunakan pelepasan hormon melatonin alami. (Thinkstock)

"Kita juga mengandalkan tidur untuk menjaga metabolisme kita. Kurangnya tidur dapat menyebabkan pelepasan hormon leptin yang menurun dan pelepasan hormon ghrelin yang meningkat, yang dapat dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan," jelas Michael.

"Tubuh manusia juga mengandalkan tidur untuk membantu sistem kekebalan tubuh kita. Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan pembengkakan dan penurunan antibodi terhadap influenza dan penurunan resistensi terhadap infeksi."

Tidur yang tidak memadai telah dikaitkan dengan efek negatif pada mood serta penurunan perhatian dan peningkatan daya ingat. Selain itu, seseorang yang kurang tidur mungkin mengalami penurunan toleransi nyeri dan pada saat reaksi.

Studi mengenai pekerjaan juga menemukan bahwa kekurangan tidur dapat menyebabkan penurunan kinerja, meningkatnya kecelakaan mobil, dan kacaunya hari-hari kerja.

Peran Otak

Para peneliti sudah lama mengetahui bahwa kesehatan otak merupakan aspek penting dalam tidur. Terutama, tidur merupakan bagian penting dari konsolidasi dan pembelajaran memori.

Penelitian yang lebih baru telah menyarankan aspek penting lain dari tidur untuk otak kita: Ada sistem untuk menghilangkan protein yang mungkin berbahaya seperti varian amiloid abnormal.

Proses pemindahan limbah ini, dengan menggunakan apa yang dikenal sebagai sistem glymphatic, bergantung pada tidur untuk secara efektif menghilangkan protein ini dari otak.

Ini adalah protein yang sama yang ditemukan meningkat pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Studi menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua dengan sedikit tidur memiliki akumulasi protein yang lebih banyak ini di otak mereka.

Baca Juga: Ada Sel-sel Neuron Bekerja Membuat Otak Kita Lupa. Apa Manfaat Lupa?

Bermain media sosial, menganggu jam tidur. Neuron paling terpengaruh oleh gelombang cahaya dari spektrum biru atau cahaya biru. Inilah jenis cahaya yang paling menonjol dalam lampu elektronik dari komputer dan smartphone. (Owen Smith/Getty Images/iStockphoto)

Siklus tidur-bangun kita diatur oleh sistem sirkadian, yang membantu memberi sinyal pada otak untuk tidur dengan menggunakan pelepasan hormon melatonin alami. Ternyata sistem tubuh kita mengatur melatonin dan jadwal tidur kita paling kuat dikendalikan oleh cahaya.

Ada sel di retina mata kita yang berkomunikasi langsung dengan regulator jam biologis otak yang terletak di hipotalamus dan jalur ini paling terpengaruh oleh cahaya. Neuron ini telah ditemukan paling terpengaruh oleh gelombang cahaya dari spektrum biru atau cahaya biru.

Inilah jenis cahaya yang paling menonjol dalam lampu elektronik dari komputer dan smartphone. Ini telah menjadi tantangan modern yang dapat mempengaruhi siklus tidur-bangun alami kita.

Faktor tambahan yang bisa menghambat tidur meliputi kondisi nyeri, obat untuk kondisi lain, dan meningkatnya tuntutan dan keterhubungan masyarakat modern.