Puluhan tahun kemudian, para ilmuwan telah menemukan sebuah rahasia yang tersembunyi di dalam sepotong trinitit tersebut. Trinitit adalah bentuk materi langka yang dikenal sebagai kuasikristal yang pernah dianggap mustahil ada.
"Kuasikristal terbentuk di lingkungan ekstrem yang jarang ada di Bumi," jelas ahli geofisika Terry Wallace dari Los Alamos National Laboratory, seperti dilansir Science Alert.
"Mereka (kuasikristal) membutuhkan peristiwa traumatis dengan guncangan, suhu, dan tekanan ekstrem. Kita biasanya tidak melihatnya, kecuali dalam sesuatu yang sedramatis ledakan nuklir."
Sebagian besar kristal, dari garam meja yang sederhana hingga berlian yang paling keras, mengikuti aturan yang sama: atom-atomnya tersusun dalam struktur kisi yang berulang dalam ruang tiga dimensi. Kuasikristal melanggar aturan ini. Pola susunan atom-atomnya tidak berulang.
Baca Juga: Ekspedisi Ungkap 'Bom Panas' Berbahaya Telah Memasuki Samudra Arktik
Ketika konsep ini pertama kali muncul di dunia ilmiah pada tahun 1984, hal ini dianggap tidak mungkin. Bentuk kristal seharusnya teratur atau tidak teratur, bukan di antara keduanya.
Namun kristal dengan bentuk di antara tersebut akhirnya benar-benar ditemukan, baik dibuat dalam pengaturan laboratorium dan di alam liar. Kuasikristal di alam misalnya ada di dalam meteorit-meteorit yang ditempa oleh kejutan termodinamika dari peristiwa seperti benturan berkecepatan supertinggi.
Mengetahui bahwa kondisi ekstrem diperlukan untuk menghasilkan kuasikristal ini, tim ilmuwan yang dipimpin oleh ahli geologi Luca Bindi dari University of Florence di Italia kemudian memutuskan untuk meneliti trinitit secara lebih dekat.
Baca Juga: Begitu Dahsyat Ledakan Beirut Lebanon sampai Atmosfer Bumi Terguncang