Angelina Jolie 'Godmother' Lebah Ikuti Melindungi Lebah Dunia

By Fikri Muhammad, Jumat, 21 Mei 2021 | 14:25 WIB
(DAN WINTERS/NATIONAL GEOGRAPHIC)

Nationalgeographic.co.id—Sekilas sungguh mengejutkan melihat wajah dan tubuh cantik yang ikonik ini dikerumuni lebah. Kisah tentang keseimbangan nan rapuh antara manusia dan serangga penyerbuk. Lebah, kita mengandalkannya untuk sebagian besar makanan yang kita konsumsi.

Pose Angleina Jolie untuk potret National Geographic, telah menarik perhatian publik pada Hari Lebah Dunia. Pesan yang hendak disampaikan dalam potret ini ialah kebutuhan mendesak guna melindungi lebah melalui program UNESCO & Guerlain. Program ini melatih perempuan sebagai peternak lebah, pengusaha, dan pelingung habitat lebah asli di seluruh dunia. 

Fotografer Dan Winters, seorang peternak lebah amatir, mendapatkan inspirasinya dari potret Richard Avedon yang terkenal pada 1981. Potret itu menampilkan seorang peternak lebah botak California, yang tubuh telanjangnya ditutupi lebah. 

Jolie melihat hubungan langsung antara kerusakan lingkungan, kerawanan pangan dan migrasi manusia. Jolie baru-baru ini dinobatkan sebagai 'godmother' untuk Women for Bees, program lima tahun yang diluncurkan UNESCO. (National Geographic)

Baca Juga: Memiliki Kepintaran, Lebah Mampu Memahami Soal Matematika Dasar

Jolie terinspirasi oleh berbagai visi: lebah sebagai pilar yang amat diperlukan dari pasokan makanan kita—yang terancam parasit, pestisida, hilangnya habitat, dan perubahan iklim. Dia juga mendukung jaringan global wanita yang akan dilatih untuk melindungi penyerbuk penting ini. 

Selama ini dia dikenal sebagai aktor, sutradara, dan aktivis kemanusiaan. Kini, dia  bergabung dengan Indira A.R Lakshmanan untuk wawancara di Los Angeles. Mereka membicarakan tentang hubungan antara kesehatan lingkungan, ketahanan pangan, dan pemberdayaan wanita. Disamping itu Jolie juga mengungkapkan bahwa di Bumi terdapat sekitar 20.000 spesies lebah, termasuk 4.000 spesies asli Amerika Serikat. Melindungi penyerbuk yang menopang kehidupan adalah tantangan yang ada dalam genggaman kita, katanya.

 

Di balik layar pemotretan Angelina Jolie untuk kampanye perlindungan lebah dan upaya memberdayakan petani lebah wanita di seluruh penjuru dunia. Tampak para awak balik layar mengenakan busana antisengatan lebah. (National Geographic)

"Dengan begitu banyak yang kita khawatirkan di seluruh dunia dan begitu banyak orang merasa kewalahan dengan berita butuk," kata Jolie, "ini adalah satu [masalah] yang dapat kita atasi."

Populasi lebah di beberapa negara mengalami penurunan yang parah dalam dekade gangguan koloni yang diidentifikasi pada 2006. Lebah massal yang mati telah dikaitkan dengan pestisida, tungau varroa parasit, dan habitat asli yang menyusut diperburuk oleh monokultur komersial skala besar.

Jolie baru-baru ini dinobatkan sebagai 'godmother' untuk Women for Bees, program lima tahun yang diluncurkan oleh UNESCO. Guerlain mengatakan telah menyumbangkan 2 juta USD untuk melatih dan mendukung 50 wanita pengusaha ternak lebah di 25 cagar biosfer yang ditunjuk UNESCO di seluruh dunia.

Fotografer Dan Winters, seorang peternak lebah amatir, memotret untuk sesi Angelina Jolie. (National Geographic)

Para wanita diharapkan membangun 2.500 sarang lebah asli pada 2025, melindungi 125 juta lebah. Wanita dari Bulgaria, Kamboja, Cina, Etiopia, Prancis, Rusia, Rwanda, dan Slovenia akan dilatih tahun ini. Berikutnya, wanita Peru, Indonesia, dan negara lainnya akan bergabung dalam program ini pada 2022. 

Tujuan utama dari program ini adalah untuk menyoroti keragaman praktik peternakan lebah lokal, berbagi pengetahuna tentang budaya yang berbeda. Di Cagar Biosfer Xishuangbanna di Cina, misalnya, penduduk setempat menggunakan sarang kayu yang terbuat dari pohon tumbang yang ditutup dengan kotoran sapi untuk melindungi lebah di musim dingin. 

Di Cagar Biosfer Tonle Sap di Kamboja, peternak lebah memelihara koloni yang memudahkan panen madu tanpa merusak koloni.

Baca Juga: Penemuan Unik, Lebah Berjenis Kelamin Setengah Betina Setengah Jantan

Jolie diseka dengan feremon sebelum lebah mulai merangkak padanya. Dia mengatakan dia melihat hubungan langsung antara kerusakan lingkungan, kerawanan pangan dan migrasi manusia. Jolie baru-baru ini dinobatkan sebagai 'godmother' untuk Women for Bees, program lima tahun yang diluncurkan UNESCO. (Dan Winters/National Geographic)

Jolie datang ke peran barunya dengan pengalaman yang tak biasa. Sebagai utusan khusus untuk Komisi Tinggi PBB untuk Pengunsi, dia telah berpartisipasi dalam hampir 60 misi PBB ke zona perang dan kamp pengungsian dalam 20 tahun terakhir.

Pada 2003 dia memulai sebuah yayasan konservasi dan pengembangan masyarakat, dinamai untuk anak tertuanya, Maddox, di kawasan lindung di pedesaan, barat laut Kamboja.

Yayasan itu telah bekerja untuk menghapus ranjau darat masa perang, melatih kembali pemburu satwa liar sebagai penjaga hutan, dan mempromosikan kesetaraan gender. 

Pada bulan Juni, Jolie akan bergabung dengan 10 wanita untuk lebah pertama yang mengambil bagian dalam pelatihan 30 hari. Pelatihan ini dipimpin oleh para ahli di French Observatory of Apidology di Provence, di mana dia berencana untuk mendapatkan pelatihan dalam pemeliharaan lebah juga.