Lewat tugas rotasi, anak diminta mencari tahu seperti apa bentuk suatu benda bila diputar.
5. Kemudian dalam penelitian terakhir, anak-anak diminta untuk memutar sebuah objek 2D agar membentuk bangunan berdasarkan kerangka. Kesulitan bisa ditambah dengan meningkatkan jumlah sudut rotasi, atau kompleksitas objek yang diputar.
"Dalam studi besar acak ini kami menemukan bahwa dalam hal meningkatkan pembelajaran matematika pada anak-anak, jenis pelatihan kognitif yang dilakukan memainkan peran penting," kata Torkel Klingberg, salah satu penulis dalam Eurekalert.
"Ini adalah temuan penting karena memberikan bukti kuat bahwa pelatihan kognitif berpengaruh pada kemampuan yang berbeda dari yang Anda praktikkan."
Baca Juga: Dunia Sunyi Para Pencari Jati Diri, Kisah Anak-anak Penyandang Autisme
Berkat pelatihan penalaran kemampuan matematika anak-anak berdampak secara positif paling terbesar dalam variabel laporannya. Baik penalaran dan pelatihan memori, secara signifikan lebih unggul dari pelatihan rotasi.
Mereka juga mengamati bahwa manfaat pelatihan kongnitif itu bisa berbeda tiga kali lipat tiap individu dari sebelumnya. Temuan itu menjelaskan perbedaan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang melihat karakteristik tiap individulah yang berdampak pada hasil.
Para peneliti menulis bahwa ada keterbatasan pada eksperimen ini, salah satunya adalah kurangnya keberadaan kelompok kontrol pasif untuk memperkirakan dampak absolut. Kemudian mereka juga tidak menyertakan kelompok siswa yang menerima pelatihan lewat pelajaran matematika.
"Meskipun kemungkinan untuk setiap tes tertentu, pelatihan tentang keterampilan tertentu adalah cara yang paling efektif waktu untuk meningkatkan hasil tes," ungkap Klingberg.
"Penelitian kami menawarkan bukti prinsip bahwa pelatihan kognitif spasial berpengaruh pada kemampuan akademis."
Baca Juga: Sains Ancala, Bagaimana Kita Bersikap dan Belajar pada Gunung?