Sejarah Kerajaan Arab Saudi dari Zaman Es ke Dunia Moderen Kini

By Fikri Muhammad, Senin, 24 Mei 2021 | 15:37 WIB
Riyadh Tua (1356 Hijriah / 1937), dengan pasar kurma baru dan pasar pertukaran (Al-Haraj), sebelah timur Al-Masjid Al-Jami juga terlihat. (Royal Geographical Society)

 

Popularitas dan kesuksesan penguasa Al-Saud menimbulkan kecurigaan terhadap kekaisaran Ottoman pada 1818. Mereka mengirim pasukan ekspedisi besar yang dipersenjatai degan artileri moderen ke wilayah barat Arab. Tentara Ottoman mengepung Diriyah. Pasukan Ottoman meratakan kota, membuatnya tidak bisa dihuni dengan merusak sumur dan mencabut pohon kurma. 

Pada 1824, keluarga Al-Saud mendapatkan kembali kendali politik di Arab tengah. Penguasa Saudi, Turki bin Abdullah Al-Saud memindahkan ibukotanya ke Riyadh dan mendirikan Negara Saudi Kedua. 

Di bawah pemerintahannya, Negara Saudi Kedua megalami ancaman kampanye Ottoman pada 1865 untuk memperluas kerajaan Timur Tengahnya ke Semenanjung Arab. Dengan dukungan Ottoman, keluarga Hail Al-Rashid menggulingkan Negara Saudi Kedua.

Muhammad bin Saud. (ALCHETRON)

 

Abulaziz muda bertekad untuk mendapatkan kembali warisannya dari keluarga Al-Rashid yang telah mengambil Riyadh dan mendirikan garnisun di sana. Pada 1902, Abdulaziz yang ditemani 40 pengikutnya melakukan pawai malam ke Riyadh untuk merebut kembali garnisun kota, yang dikenal sebagai Benteng Masmak. Peristiwa legendaris ini menandai awal pembentukan negara Saudi Moderen.

Setelah mendirikan Riyadh sebagai markas besarnya, Abdulaziz merebut semua Hijaz, termasuk Mekah dan Madinah pada 1924 hingga 1925. Dalam prosesnya, ia menyatukan suku-suku yang bertika menjadi satu bangsa.

Pada 23 Septermber 1932, negara itu dinamai Kerajaan Arab Saudi, sebuah negara Islam dengan Bahasa Arab sebagai bahasa nasional dan Al-Qur'an sebagai konstitusinya.