Nationalgeographic.co.id—Masyarakat Mesir kuno, tidak bisa dimungkiri, adalah yang terbaik dalam mengabadikan kebudayaan dan kepercayaan mereka. Setelah berabad-abad lamanya, para arkeolog masih bisa mengungkapkan sesuatu yang baru mengenai kehidupan mereka melalui mumi, makam piramid, dan aksara hieroglif.
Namun, harus diakui bahwa mereka juga bukan yang terbaik dalam menjaga DNA dan sisa-sisa biologis lainnya. Menggunakan abu soda dan bahan kimia lain yang digunakan untuk mengawetkan mumi, masyarakat Mesir kuno merusak materi genetik yang bisa menjadi sumber informasi bagi para peneliti masa kini.
Kombinasikan tradisi tersebut dengan iklim Mesir yang panas dan lembap, penemuan DNA pada mumi menjadi sesuatu yang langka.
Oleh karena itu, ketika para peneliti dari Max Planck Institute for the Science of Human History dan University of Tubingen di Jerman berhasil mengoleksi materi genetik dari 151 mumi, studi yang dipublikasikan melalui Nature Communications ini menjadi sebuah terobosan baru yang mengungkapkan asal-usul masyarakat Mesir kuno.
Baca Juga: Mengungkap Identitas Orang-Orang yang Membangun Piramida Mesir Kuno
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR