Anak Malaysia Terinfeksi Virus Corona Baru yang Berasal dari Anjing

By Utomo Priyambodo, Selasa, 25 Mei 2021 | 15:00 WIB
ilustrasi anjing dan pemiliknya. (DGLimages)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sebuah riset terbaru, tim peneliti gabungan dari beberapa bidang dan negara mendeteksi virus corona baru dalam sampel tes usap yang diperoleh dari seorang anak Malaysia. Si anak ini pernah menderita pneumonia pada 2018. Jika virus tersebut dipastikan menyebabkan penyakit pada manusia, itu akan menjadi virus corona manusia kedelapan yang diketahui dan yang pertama berasal dari anjing, kata para peneliti.

Namun, penelitian yang laporannya terbit di jurnal Clinical Infectious Diseases pada Kamis, 20 Mei 2021, itu tidak dapat membuktikan apakah virus corona pada anjing tersebut yang menyebabkan pneumonia pada anak itu atau apakah mikroba lain menjadi penyebabnya. Sebab, anak tersebut juga ditemukan terinfeksi rhinovirus, virus yang menyebabkan flu biasa pada manusia.

Virus corona baru ini memang ditemukan pada anjing. Namun, jikapun virus corona baru tersebut memang menyebabkan penyakit pada pasien anak di Malaysia tiga tahun lalu, tidak jelas apakah virus corona ini, yang secara genetik mirip dengan virus corona anjing lainnya, dapat menyebar dari manusia manusia.

"Seberapa umum virus [anjing] ini, dan apakah dapat ditularkan secara efisien dari anjing ke manusia atau antar manusia, tidak ada yang tahu," ujar Dr. Gregory Gray, seorang profesor kedokteran, kesehatan global, dan kesehatan lingkungan di Duke University yang terlibat dalam riset ini, seperti dilansir Live Science.

Meski demikian, para peneliti mengatakan temuan mereka ini menggarisbawahi ancaman virus corona hewan terhadap manusia. Ini adalah risiko yang sangat jelas mengingat pandemi COVID-19 saat ini disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2. Asal usul SARS-CoV-2 ini memang masih belum jelas, tetapi satu teori terkemuka adalah bahwa ia melompat dari kelelawar ke hewan perantara, yang belum dipastikan, dan kemudian ke manusia.

"Virus corona ini kemungkinan menyebar ke manusia dari hewan lebih sering daripada yang kita ketahui," kata Gray. "Kita luput atas mereka karena sebagian besar tes diagnostik rumah sakit hanya mendeteksi virus corona manusia yang diketahui."

Baca Juga: Lima Acara Keagamaan yang Jadi Klaster Besar Penularan Virus Corona

Mereka mengonfirmasi bahwa virus, yang mereka juluki CCoV-HuPn-2018, adalah virus corona anjing baru. Virus ini juga mengandung segmen materi genetik dari virus corona kucing dan babi. (New York Post)

Dalam riset ini, para peneliti awalnya mulai mengembangkan tes diagnostik yang dapat mendeteksi berbagai jenis virus corona, tidak hanya SARS-CoV-2, seperti diberitakan NPR. Untuk mengevaluasi tes ini, mereka menggunakannya untuk menganalisis 301 sampel yang dikumpulkan pada 2017 dan 2018 dari pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit di Sarawak, Malaysia.

Mereka menemukan bahwa delapan dari 301 sampel dinyatakan positif mengidap virus corona anjing baru. Temuan itu sangat mengejutkan sehingga para peneliti awalnya mengira mereka telah melakukan kesalahan.

"Saya pikir, 'Ada yang salah.' … Virus Corona pada anjing tidak diperkirakan ditularkan ke manusia. Ini tidak pernah dilaporkan sebelumnya," tutur Dr. Anastasia Vlasova, seorang ahli virologi dan asisten profesor dari College of Veterinary Medicine di Ohio State University kepada NPR.

Baca Juga: Peneliti WHO Ungkap Bocoran Hasil Investigasi Asal-Usul Virus Corona

Jadi para peneliti menguji ulang delapan sampel tersebut menggunakan metode berbeda. Mereka berusaha menumbuhkan virus di sel anjing menggunakan metode yang bekerja dengan baik untuk virus corona anjing. Salah satu sampel tumbuh di sel anjing, dan para peneliti mampu mengisolasi virus dan mengurutkan genomnya.

Mereka mengonfirmasi bahwa virus, yang mereka juluki CCoV-HuPn-2018, adalah virus corona anjing baru. Virus ini juga mengandung segmen materi genetik dari virus corona kucing dan babi. Ini adalah sebuah fenomena yang dikenal sebagai rekombinasi yang biasa terlihat pada virus corona anjing. Penemuan ini menunjukkan bahwa virus ini juga menginfeksi kucing dan babi di masa lalu, lapor The New York Times.

 

Menariknya, virus corona baru ini juga memiliki mutasi yang belum pernah terlihat pada virus corona anjing sebelumnya, tetapi mutasi serupa telah terlihat pada SARS-CoV-2 dan SARS-CoV-1, virus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut yang parah atau SARS. Mutasi ini terjadi pada salah satu protein struktural virus yang dikenal sebagai protein N.

Implikasi dari mutasi ini tidak jelas, tetapi ada kemungkinan hal itu membantu virus corona hewan beradaptasi untuk menginfeksi manusia.

Para peneliti berencana untuk melakukan lebih banyak penelitian untuk melihat seberapa umum infeksi virus corona pada manusia, dan apakah virus ini dapat ditemukan pada orang sehat dan juga orang sakit.