Sains Terbaru: Ternyata Anak Kembar Lebih Lambat dalam Berkomunikasi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 2 Juni 2021 | 23:10 WIB
Johanna Gill, 6, merangkul saudaranya, Eva, seakan melindungi. Kedua anak kembar ini mengidap autism. Temuan sains terbaru, anak kembar lebih lambat menguasai bahasa dan gestur karena fokus orang tua yang terpecah daripada harus menguasai anak yang terlahir tunggal. (Jodi Cobb/ National Geographic)

 

Nationalgeographic.co.id - Anak di usia awal harus menyampaikan keinginannya lewat gestur, gerak, dan emosi, supaya dapat dipahami orang tua. Gerakan seperti menunjuk maupun melambai muncul seiring dengan kata-kata pertama pada mereka.

Ternyata berdasarkan dua studi psikologi dari Georgia State University menemukan, bayi kembar lebih tertinggal untuk perkembangan cara komunikasi itu daripada bayi lainnya. Studi dipublikasikan di Journal of Nonverbal Behavior pada 10 Februari, dan Journal of Child Language 25 Maret lalu.

Dalam laporan yang dipublikasikan Februari lalu, mereka menemukan keterlambatan dalam gerakan sangat membantu untuk memprediksi keteterlambatan komunikasi verbal.

 

Menurut kelompok penelitian yang dipimpin Seyda Ozcaliskan dari Department of Psychology universitas itu, anak kembar pada usia semestinya menghasilkan gestur dan isyarat pada objek lebih sedikit.

Penggunaan bahasa juga tertinggal pada mereka, dan secara signifikan pun terjadi dalam jenis kelaminnya. Anak kembar perempuan bisa lebih baik daripada laki-laki.

"Implikasinya sangat menarik. Ini menunjukkan bahwa gerak tubuh dan ucapan muncul seiring dalam perkembangan awal pada anak kembar," kata Ozcaliskan dalam rilis akademis 10 Mei lalu. "Ketika salah satu ketinggalan, begitu pula yang lainnya."

Baca Juga: Marie Thomas dan Anna Warouw, Si 'Kembar' Pelopor Dokter Perempuan di Indonesia

Michael Biggs melihat kemiripan keluarga yang jelas pada putri kembarnya, Marcia (kiri) dan Millie: “Keduanya mewarisi hidungku.” (Robin Hammond)

Ozcaliskan memperkirakan keterlambatan itu muncul karena pengajaran dari orang tua yang lebih rendah. Sebab, orang tua dari anak yang lahir tunggal bisa menggunakan banyak dan beragam gestur yang lebih besar, daripada orang tua dari anak kembar.

Kemungkinan, orang tua yang mengasuh anak kembar terlibat dalam percakapan yang lebih singkat dengan mereka, termasuk lebih sedikit memberi gestur isyarat. Sebab perhatiannya yang terpecah antara pekerjaan dan bayinya yang lebih dari satu.

Dua studi itu menganalisis data video dari keluarga di Turki, termasuk tiga kelombok kembar fraternal (kembar yang memiliki jenis kelamin berbeda), serta dua kelompok laki-laki dan perempuan tunggal, bersama orang tua mereka.

Almedina (kiri) dan Ajla Djulic adalah pasangan kembar asal kota Buzim di Bosnia. (Elisabeth Novina)

Meski penelitian terkait kebahasaan pada anak-anak banyak dilakukan, masih sedikit yang membahas dan mengungkap alasannya pada anak kembar.

Berdasarkan temuannya, anak laki-laki memiliki kosakata yang lebih kecil daripada anak perempuan dengan usia sama. Anak perempuan di usia dua hingga tiga tahun rata-rata dapat menghasilkan kalimat panjang dan kompleks.

Anak kembar pada awalnya kurang beruntung pada kebahasaannya, mereka menggunakan lebih sedikit kata daripada anak-anak yang terlahir tunggal untuk membentuk kalimat lengkap, dan lebih lambat.

Secara jenis kelamin pun anak laki-laki juga serupa daripada kembaran perempuannya dalam mengembangkan kosakatanya. Sebagian besar waktu ini berada pada kisaran normal atau tidak signifikan. Hampir semua anak amengejar satu sama lain sekitar usia tiga setengah tahun.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak: Latih Kognitif Mereka

ilustrasi bayi kembar. (Difa Restiasari)

 

Sedangkan terkait isyarat atau gestur, umumnya terjadi pada saat bayi sekitar 10 bulan. Biasanya bayi bisa menggambarkan secara gestur untuk menunjuk anjing, sebelum bisa mengucapkan kata 'anjing'.

Ini biasanya membantu mereka menyampaikan pesan yang belum bisa dikomunikasikan, tulis para peneliti.

Walau gestur juga terlambat pada anak kembar, tetapi sejatinya mereka mengembangkan sistem komunikasi antar sesamanya. Para peneliti menyebutnya sebagai 'bahasa kembar' yang terbukti menunda mendapatkan bahasa umum dan gestur yang kita kenali.

 

"Namun, kalau kita lihat keterlambatan dalam gerakan yang berlangsung dalam waktu yang lama, itu mungkin merupakan penanda potensi keterlambatan perkembangan atau bahasa," kata Ozcaliskan.

Di sisi lain, jika seorang anak tidak banyak bicara pada usia dini, tetapi sering menggunakan isyarat, orang tua dapat diyakinkan bahwa "bahasa sedang dalam proses," tambahnya.

Seiring seringnya orang tua terlibat dalam gaya berkomunikasi anak, semakin baik pula bagi mereka untuk menguasai bahasa umum dalam gestur dan verbal. Gerakan dan ucapan bersama-sama membentuk sistem yang berhubungan erat dalam perkembangan anak, dan gestur komunikasi pertama mereka.

Baca Juga: Studi: Ibu Bayi Kembar Seperti Syahnaz Sadiqah Berpotensi Berumur Lebih Panjang

Si kembar berusia 3 tahun ini adalah murid termuda di Sekolah Akrobat Changfa, Wuqiao. (Michael Yamashita)

Dalam percobaannya yang bisa diterapkan untuk pengajaran bahasa anak, Ozcaliskan menyarankan untuk menamai objek ketika anak-anak menunjuknya.

Misal pada sebuah botol yang ditunjuk mereka, orang tua sebaiknya mengkonfimasi seperti, "Ya, itu botol. Apakah kamu mau botol itu?". Dengan demikian mereka bisa mempelajari kata-katar baru lebih dini.

"Gestur adalah alat yang sangat kuat. Perhatikan gerak tubuh anak Anda, lalu berikan deskripsi verbal untuk membantu perkembangan bahasa mereka," saran Ozcaliskan.