Ratu Tiye, Salah Satu Wanita Paling Berpengaruh di Mesir Kuno

By Bella Jingga Ardilla, Minggu, 20 Juni 2021 | 12:30 WIB
Mumi "Nyonya Tua" yang diidentifikasi sebagai Ratu Tiye. (Wikimedia)

 

Pemerintahan Amenhotep III dan Tiye membawa Mesir menjadi negara yang kaya, sangat kuat dan mewah. Namun, ada salah satu masalah pelik pada masa pemerintahan Amenhotep III yaitu peran dewa Aten selama 39 tahun. Terjadi salah paham yang mengatakan bahwa Tiye yang memgenalkan dewa Aten ke istana, tetapi anggapan tersebut salah besar karena banyak yang menyebutkan nama dewa Aten ketika pemerintahan raja Hatshepsut atau Thutmose IV.

Aten, di bawah pemerintahan Amenhotep III dan Tiye, mendapatkan popularitas di kalangan keluarga kerajaan. Aten berusaha melawan pendeta Amun yang sangat ambisius dan kuat, sehingga membuat tahta goyah.  Persaingan semakin tidak terkendali antara Amun, kebanggaan masyarakat, dan Aten, orang yang dipilih oleh pasangan kerajaan untuk melawan pengaruh para pendeta.

Sebagai seorang ratu dan ibu, Tiye menanamkan kultus Aten kepada sang putra, Amenhotep IV, untuk mengutuk kota dengan “Krisma Amarna” yang akan terjadi beberapa dekade kemudian dan akan menenggelamkan dinasti serta mengakhiri kekuasan Mesir di wilayah Suriah-Palestina. Beberapa tahun berlalu, kesedihan pun dirasakan oleh Tiye ketika sang suami, Amenhotep III meninggal pada tahun 38 atau 39 masa pemerintahannya (1353 SM) dan dimakamkan di Lembah Para Raja. Kepergian sang suami tidak menyurutkan pengaruh Tiye di Mesir.  

Baca Juga: Rahasia Baru Pengawetan Mumi Mesir Kuno Dalam Papirus Louvre Carlsberg

Amenhotep III bersama Ratu Tiye (Old Egypt Museum)

Setelah sang suami pergi meninggalkan Tiye selamanya, Akhenaten, sang anak, pindah ke sebuah kota baru. Sementara Tiye tetap tinggal di Malkata bersama putrinya, Baketaton. Berdasarkan kejadian tersebut, banyak yang beranggapan terjadi perpecahan antara ibu dan anak. Namun, suatu ketika, Tiye mengunjungi Akhenaten, Nefertiti dan cucu-cucunya.

Mereka duduk bersama dan diterima dengan penuh rasa hormat serta kasih sayang.Ada kemungkinan bahwa Tiye menjauhkan diri dari pemujaan Aten yang telah ditanamkan pada Akhenaten karena ia terus tinggal di Thebes, dekat pendeta Amun.

Mendekati usia yang semakin menua, Tiye tetap mendukung sang anak menjalankan pemerintahan. Sampai akhirnya Tiye menemui sang pencipta.