Tan Malaka dan Ragam Nama Palsunya untuk Mengelabui Penjajah

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 3 Juni 2021 | 23:30 WIB
Ibrahim Datoek Tan Malaka, kemungkinan saat berada di Belanda, 1922. (KITLV)

Diketahui, ia memiliki 23 nama samaran selama pelariannya. Ia bahkan sempat merasa asing dengan nama aslinya ketika kedoknya diketahui Achmad Soebardjo pada 1942 di Sumatera Timur.

Masykur Arif Rahman mengutip tulisan Tan Malaka mengenai perasaannya saat dipanggil kembali dengan nama aslinya oleh Achmad Soebardjo:

"Ganjil berar bunyinya nama itu di telinga saya sendiri, sesudah semenjak lebih daripada dua puluh tahun tak pernah lagi nama itu diucapkan kepada saya dalam pergaulan sehari-hari."

Pintu di dalam rumah Tan Malaka yang menghubungkan ke ruang tengah. (Zulkifli/National Geographic Indonesia)

"Nama itu memperingatkan pada pengalaman pahit, karena berhari-hari diucapkan oleh para pengurus penjara dan agen polisi imperialis kepada saya di luar negeri selang bertahun-tahun lampau, ialah dalam penjara Amerika di Manila pada tahun 1927 dan dalam penjara Inggris di Hong Kong pada tahun 1932."

Achmad Soebardjo sendiri sudah mengenal Tan Malaka sejak 1919 dan menjalin pertemanan dengannya. Sebelumnya, Achmad Soebardjo terakhir bertemu dengannya pada 1930-an di Leiden, Belanda.