Studi: Makan Jamur Setiap Hari Bisa Mengurangi Separuh Risiko Kanker

By Utomo Priyambodo, Jumat, 4 Juni 2021 | 13:47 WIB
Hidangan makanan jamur. (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id—Menurut sebuah studi terbaru, makan jamur setiap hari dapat mengurangi hampir separuh risiko kanker. Banyaknya jamur yang dianjurkan dimakan setiap hari ini hanya 18 gram atau kira-kira setara dengan dua jamur berukuran sedang.

Laporan studi tersebut, yang merupakan sebuah meta-analisis oleh para peneliti di Pennsylvania State University, telah terbit di jurnal Advances in Nutrition tahun 2021 ini. Studi tersebut menemukan hubungan terbalik yang sangat kuat antara konsumsi jamur dan risiko kanker dengan menganalisis 17 studi kanker yang diterbitkan antara tahun 1966 dan 2020.

Selama ini jamur memang sering dianggap sebagai “makanan super” karena kaya akan vitamin, nutrisi, dan antioksidan. Ada beberapa jenis jamur, seperti jamur shiitake dan tiram, yang memiliki jumlah ergothioneine yang lebih tinggi. Ini adalah asam amino penting telah dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah.

Namun menurut studi terbaru ini, makan semua jenis jamur—tidak harus hanya shitake dan tiram—setiap hari tampaknya menurunkan risiko kanker hingga 45 persen.

Studi ini adalah pengingat lain bahwa makanan bergizi dapat memiliki efek mendalam pada hasil kesehatan. Namun begitu, faktor-faktor lain seperti pola makan dan aktivitas fisik juga harus diperhatikan.

“Jamur adalah sumber makanan tertinggi ergothioneine, yang merupakan antioksidan dan pelindung seluler yang unik dan kuat,” kata Djibril M. Ba, seorang mahasiswa pascasarjana dalam bidang epidemiologi di Penn State College of Medicine dan penulis utama makalah studi tersebut, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Futurism.

"Mengisi ulang antioksidan dalam tubuh dapat membantu melindungi terhadap stres oksidatif dan menurunkan risiko kanker."

 

Baca Juga: Bukti Lain Tunjukkan Makanan Olahan Sebabkan Peningkatan Risiko Kanker

Jamur shiitake (Silvia Triyanti Luis)

 

Efek makan jamur ini tampaknya paling menonjol dalam melindungi konsumennya terhadap kanker payudara. Namun itu mungkin karena fakta bahwa sebagian besar penelitian yang diperiksa secara eksklusif ini adalah tentang kanker payudara, menurut Ba.

"Secara keseluruhan, temuan ini memberikan bukti penting untuk efek perlindungan jamur terhadap kanker," kata John Richie, peneliti dari Penn State Cancer Institute yang menjadi rekan penulis dalam studi ini.

“Penelitian di masa depan diperlukan untuk menunjukkan dengan lebih baik mekanisme yang terlibat dan kanker spesifik yang mungkin terpengaruh,” tambahnya.

Baca Juga: Turunkan Berat Badan Hingga Cegah Kanker, Ini Manfaat Teh Hijau

Menanggapi hasil studi terbaru ini, para ahli memperingatkan kita untuk berhati-hati. Menurut mereka, studi seperti ini perlu dilihat sebagai bagian kecil dari gambaran yang jauh lebih besar.

“Penting untuk mempertimbangkan asupan jamur dalam konteks yang lebih luas dari pola makan individu dan perilaku terkait aktivitas fisik,” ujar Helen Croker, kepala interpretasi penelitian di World Cancer Research Fund, seperti diberitakan South China Morning Post.

Croker juga menunjukkan bahwa mereka yang makan sehat cenderung menjalani hidup yang lebih sehat secara keseluruhan.

Baca Juga: Sains Terbaru, Hati-hati Jamur Mematikan Meski Kita Hanya Menyentuhnya

Jamur yang dapat dimakan—seperti shiitake, tiram, dan jamur surai singa—telah dikaitkan untuk meningkatkan nutrisi harian. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)

“Ulasan kami, yang merupakan pemeriksaan paling komprehensif tentang dampak faktor gaya hidup terhadap risiko kanker, menemukan beberapa bukti bahwa mengonsumsi buah-buahan dan sayuran dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker, dan mereka juga dapat mengurangi kemungkinan kenaikan berat badan yang berlebihan, risiko yang kuat untuk beberapa jenis kanker,” kata Croker.

Sam Miller, kepala nutrisi untuk Pure Nutrition di Hong Kong, juga mengatakan perlunya melihat kaitan antara kebiasa mengonsumsi jamur dengan pola makan secara keseluruhan dalam riset-riset yang dianalisis di studi tersebut.

“Hasil-hasil riset tersebut menunjukkan kepada saya bahwa mereka yang tidak makan jamur sama sekali cenderung makan lebih sedikit sayuran secara keseluruhan daripada mereka yang mengonsumsi jamurdengan asupan tertinggi, yang berarti bahwa pengonsumsi asupan terendah dapat berisiko lebih tinggi terkena kanker terlepas dari asupan jamur tersebut,” ujarnya.

Terlepas dari kekurangan studi ini, tampaknya tidak ada salahnya bagi kita untuk membiasakan diri untuk makan beberapa jamur lezat setiap harinya untuk berusaha mengurangi risiko kanker di tubuh kita.

Tentu saja sebaiknya kita makan jamur juga tanpa garam yang terlalu banyak ataupun bumbu dan bahan makanan lain yang tidak sehat, ya.