Arkeolog Menemukan Istana Megah Cleopatra, Ratu Mesir Yang Hilang

By Bella Jingga Ardilla, Rabu, 9 Juni 2021 | 20:30 WIB
Cleopatra, seorang ratu Mesir Kuno terakhir yang terkenal dengan kecantikannya. (Julien Pepy)

Nationalgeographic.co.id—Dahulu seorang perempuan diidentikan dengan mengurus rumah tangga dan memasak di dapur. Bahkan, perempuan hanya boleh mengurus anak tanpa bekerja. Anggapan bahwa perempuan tidak boleh bekerja, kini, banyak ditepis dengan adanya emansipasi wanita. Banyak tokoh perempuan Indonesia maupun dunia yang bekerja menjadi tulang punggung keluarga hingga terjun ke dunia politik.

Strong ladies merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan para perempuan yang kini mampu berkarya dan tegap berdiri sendiri. Dengan jaman yang semakin berkembang, banyak tokoh wanita yang menginspirasi, seperti Susi Pudjiastuti seorang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Sri Mulyani seorang Menteri Keuangan Republik Indonesia. Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia hingga Michelle Obama seorang istri yang selalu mendukung Barack Obama.

“Wanita ibarat lingkaran sempurna. Di dalam dirinya terdapat kekuatan untuk menciptakan, memelihara dan mengubah.” Inilah makna perempuan menurut Diane Mariechild, seorang penulis buku internasional.

Relief Cleopatra pada dinding kuil di Dendera, Mesir. Cleopatra VII bersama putranya, Caesarion sebagai Firaun. Cleopatra bermaksud agar putranya menggantikannya sebagai penguasa Kerajaan Ptolemeus. Namun, kekalahannya di tangan Oktavianus dalam Perang Terakhir Republik Romawi dan kematian Caesarion berikutnya mencegah hal ini. (George Steinmetz/ National Geographic)

 

Sosok perempuan paling terkenal saat itu adalah Cleopatra. Cleopatra menjadi simbol perempuan terkuat, cerdas serta ahli politik terkenal sampai Agustus, 30 SM. Dia selain fasih berbicara dalam bahasa Mesir juga mampu menggunakan bahasa Yunani serta tujuh bahasa asing lainnya. Sebagai perempuan tangguh, Cleopatra tidak pernah berhenti belajar. Perempuan nan cantik elok ini pun turut mempelajari astronomi, matematika, fisika dan filsafat.

Sayangnya, dibalik segala kecerdasannya, banyak yang berpendapat bahwa Cleopatra merupakan sosok yang licik karena menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan. Selain itu skandal percintaan Cleopatra pun menjadi hal yang patut untuk diperbincangkan.

Cleopatra bahkan pernah menikahi kedua kakak laki-lakinya, yaitu Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV. diusia yang sangat muda. Hal ini tidak bisa ditolak bahkan harus tetap dilakukan oleh keluarga Cleopatra untuk menjaga keturunan tetap memiliki darah bangsawan. Namun, pernikahannya dengan Ptolemy XIII berakhir karena perang saudara dan mengakibatkan kematian.

Baca Juga: Tujuh Fakta Sejarah Kebudayaan Mesir Kuno yang Belum Anda Ketahui

Cleopatra menjadi simbol perempuan terkuat, cerdas serta ahli politik terkenal sampai Agustus, 30 SM. Dia fasih berbicara dalam bahasa Mesir dan bahasa Yunani, serta tujuh bahasa asing lainnya. (Wikimedia Commons)

Tidak perlu waktu lama, Cleopatra pun kembali menikah dengan Ptolemy XIV. Semakin licik, Cleopatra akhirnya membunuh Ptolemy XIV beserta adik perempuan karena dianggap menjadi pesaing dalam mendapatkan tahta Mesir Kuno. Cleopatra pun dikenal dengan hubungan cintanya antara Julius Caesar dan Marc Anthony.

Dengan segala kelicikan dan rencana yang Cleopatra miliki, akhirnya dirinya berhasil menjadi ratu terakhir Mesir Kuno. Setelah memperoleh kekuasaan Mesir Kuno, Cleopatra memutuskan membangun berbagai bangunan besar dengan pilar-pilar indah nan megah.

Seperti dilansir pada laman historicaleve.com, terdapat sebuah penemuan sarat dengan sejarah. Tepatnya di Alexandria, ibu kota Mesir Kuno pada saat itu, ditemukan sebuah istana megah penuh dengan pilar dan patung milik Cleopatra yang telah dinyatakan hilang. Teori mengatakan bahwa hilangnya istana megah dengan kekayaan arsitektur menawan tersebut karena gempa bumi dan gelombang pasang.

Baca Juga: Ilmuwan Buat Racikan Parfum Mesir Kuno Favorit Cleopatra, Seperti Apa?

Penemuan Kota Atlantis Mesir Kuno (Jerome Delafosse)

 

Namun, teori tersebut dibantah oleh seorang arkeolog asal Prancis, Franck Goddio, yang berhasil menemukan dan menerjemahkan teks yang ditulis oleh sejarawan Yunani Kuno Strabo. Franck Goddio menyadari bahwa harta karun, istana Cleopatra, masih tersimpan di suatu tempat.

Keyakinan Franck Goddio yang menggebu dibuktikan dengan pemikiran para filsuf tentang Alexandria. Sebuah kota bernama Antirhodos, sebuah pulau di lepas pantai ibu kota, dianggap sebagai istana sebenarnya sang ratu Cleopatra. Berdasarkan penemuan ini, para peneliti memutuskan melakukan ekspedisi dan menemukan tempat yang hilang yaitu, Kota Atlantis Mesir Kuno.

Pada 1996, ekspedisi percarian Kota Atlantis Mesir Kuno dimulai. Ternyata ada hal berbeda dari naskah yang ditulis oleh Strabo yaitu istana Cleopatra tidak besar. Istana tersbeut sederhana, antara 90 meter kali 30 meter. Lantainya terbuat dari marmer abad ke ketiga SM serta ditemukan beberapa artefak kuno.

Baca Juga: Pernah Diculik oleh Bajak Laut, Ini Yang Dilakukan Julius Caesar

Salah satu penemuan penting di Kota Atlantis Mesir Kuno (Christoph Gerigk)

"Keramik, koin perunggu hingga benda-benda kecil yang ditemukan, sekarang berada di laboratorium dan dirawat. Benda-benda luar biasa yang berhasil ditemukan,” kata Ashraf Abdel Raouf, salah satu peneliti yang terlibat dalam ekspedisi Kota Atlantik Mesir Kuno.

Harta karun yang mencapai 20.000 benda mengungkapkan lebih banyak informasi tentang ribuan tahun sejarah Mesir. Selain patung-patung kolosal lainnya, terdapat sebuah patung kolosal yang menarik. Patung yang terbuat dari batu granit  dan mewakili penguasa Ptolemeus, yaitu ayah Cleopatra, Ptolemy XII Auletes.

Penemuan lainnya adalah sphinx di bawah air yaitu satu, besar dan mewakili dewi keibuan dan kesuburan Mesir, Isis. Para peneliti menemukan patung kepala yang dipercaya para peneliti patung tersebut adalah Ptolemy XV Caesar, putra dari Cleopatra dan Julius Caesar.

“Banyak peninggalan menarik, huruf besar dan kecil, blok granit, dan lainnya," kata Rauf. "Kami akan menempatkan penemuan tersebut sebagai bagian dari dasar museum bawah laut sehingga orang lain dapat menyelam ke area ini dan melihat secara langsung”.

Raouf begitu bahagia menceritakan tentang ekspedisinya.