Njoto Belajar Komunis dan Jadi Tiga Serangkai dengan Aidit dan Lukman

By Fikri Muhammad, Senin, 7 Juni 2021 | 18:00 WIB
Dua tokoh PKI Aidit dan Njoto. LIFE MAGAZINE ()

Saat itu pimpinan PKI yang juga eks Digulis bernama Sardjono baru memindahkan kantor pusat PKI ke Jalan Bintaran.

Aidit yang baru pulang dari Soviet menjadi anggota Comite Central dalam Kongres PKI Januari 1947. Aidit dan Lukman sudah bertemu sejak 1943 di Menteng 31, kemudian tinggal di Yogya. Mereka menghidupkan lagi majalah Bintang Merah

Njoto akhir 1950-an. ANRI ()

Sejak saat itu, Njoto, Lukman, dan Aidit menjadi akrab. Aidit terpilih jadi Ketua Fraksi PKI saat sidang KNIP di Malang pada Maret 1947. Sementara Njoto memimpin Badan Pekerja KNIP. 

Nyoto bersama Lukman dan Aidit kemudian masuk Komisi Penerjemah PKI pada awal 1948. Tugasnya menerjemahkan Manifes Partai Komunis karya Karl Marx dan Friedrich Engels. 

Tiga serangkai ini sama-sama jadi anggota Comite Central PKI pada Agustus 1948. Aidit mengurus agraria, Luman di Sekretariat Agitasi dan Propaganda, kemudian Njoto menjalin relasi dengan badan-badan perwakilan. 

Saat peristiwa Madiun terjadi partai tercerai berai. Namun Njoto, Lukman, dan Aidit menjadi The Three Musketeers atau tiga serangkai yang jadi tulang punggung partai.