Kita Bisa Kurangi 90 Persen Emisi Karbon pada 2050. Bagaimana Caranya?

By Fikri Muhammad, Selasa, 8 Juni 2021 | 19:00 WIB
Ilustrasi kereta sebagai alternatif perjalanan rendah karbon. ()

Itu berarti mengencangkan semua retakan pada bangunan sehingga lebih sedikit bocor panas atau udara dingin. Bahkan lebih baik mendesain ulang sehingga tidak terlalu bergantung pada teknologi yang memonopoli energi.

Menurut Debbie Weyl, pakar bangunan di World Resource Institute mendesain ulang dan memasang kembali bangunan merupakan tantangan besar, tetapi ada cara untuk menyelesaikannya.

Banyak kota, menurut Weyl, meminta bantuan untuk itu. Seperti Mexico City, sebuah proyek untuk membantu beberapa bangunan menghilangkan karbon menjadi bola salju. Pada tahun 2015, ada empat bangunan dalam program ini. Kemudian pada 2019 sekitar 800 bangunan di seluruh kota terlibat dalam proyek pengurangan karbon besar. 

Memperbaiki bangunan dapat mengambil 60 persen emisi karbon perkotaan. Bagian besar lainya, lebih dari 15 persen, berasal dari penggunaan bahan yang lebih baik atau berbeda untuk pembangunan gedung, kendaraan, jalan, dan kereta api yang menopang keberadaan manusia. Itu berarti lebih sedikit beton, baja baru, kaca, dan krom.

 

Baca Juga: Lima Cara yang Bisa Kita Lakukan untuk Mengurangi Jejak Karbon 

Pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan salah satu industri penghasil karbon dioksida terbesar. (Kodda/Thinkstock)

Pengurangan 20 persen lainnya dapat berasal dari pelepasan transportasi dari kecanduan karbon saat ini. Di kota-kota, itu bisa dilakukan dengan membangun sistem transportasi umum yang efektif atau mengganti mobil pribadi ke kendaraan umum.

Lebih dari 10.000 kota telah membuat komitmen untuk mengurangi emisi karbon secara drastis pada 2015 menurut laporan itu. Mereka mungkin dapat mencapai sekitar sepertiga dari tujuan tersebut. Tetapi mereka tidak dapat mencapai target yang mereka inginkan, yakni mendekati emisi nol bersih, tanpa kerja sama dan kolaborasi dari pemerintah nasional.

Untuk mengurangi emisi bangunan, misalnya, jenis perubahan yang dapat dikontrol kota secara langsung seperti isolasi dinding yang lebih baik, dapat mencapai jalan menuju tujuan. Tetapi untuk sampai ke sana, gedung-gedung harus menggunakan listrik hijau, dan itu membutuhkan perubahan pada energi jaringan yang hanya dapat dikendalikan oleh pemerintah negara bagian atau nasional. 

"Ini benar-benar bukan sesuatu yang dapat diberikan oleh pemerintah kota sendiri," kata Sarah Colenbrander, penulis utama laporan tersebut. "Kita tidak bisa terus-menerus menyerahkan tanggung jawab kepada mereka dan mengharapkan mereka untuk menyelesaikan semua masalah."

Baca Juga: Karbon Buangan 1% Orang Terkaya Setara Dua Kali 50% Orang Termiskin