Tempat Pembuangan Sampah Ini Jadi Lokasi Tambang Fosil Primata Purba

By Utomo Priyambodo, Rabu, 9 Juni 2021 | 20:05 WIB
tempat pembuangan sampah aktif terbesar di wilayah Catalunya, Spanyol, (Waga Energy)

Dia terkejut menyadari bahwa dia berhadapan langsung dengan wajah kuno. “Kami bertiga, sangat gugup—kami nyaris tidak berbicara—mengangkatnya,” katanya. “Dan ada wajah Pierolapithecus yang menatap kami. Jadi itu adalah salah satu momen terbesar dalam hidup saya.”

Pierolapithecus catalaunicus, yang dijuluki Pau, adalah spesies baru kera besar yang mereka temukan. Berusia sekitar 12 juta tahun, ini adalah salah satu kerangka primata Miosen terlengkap yang pernah ditemukan. Tim melanjutkan untuk menggali dan akhirnya mendapatkan tulang tambahan dari dada, punggung bawah, dan pergelangan tangan hewan itu. Ini adalah fosil primata tertua yang diketahui menunjukkan bukti yang jelas tentang karakteristik unik kera dan manusia: makhluk yang berjalan tegak.

Tim di Can Mata juga sangat senang saat menemukan hominid baru lain yang disebut Anoiapithecus brevirostris, yang berasal dari sekitar 12 juta tahun yang lalu. Sebagian besar wajah primata itu menonjol, tetapi wajah pejantan yang membatu ini, yang dijuluki Lluc, sangat datar sehingga mengingatkan kita pada wajah dalam genus kita sendiri, Homo. Para peneliti mengusulkan bahwa ini adalah hasil dari evolusi konvergen, di mana karakteristik serupa berevolusi pada organisme yang tidak terkait atau terkait jauh.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Fosil Telur Berisi Bayi Dinosaurus

Lokasi penggalian di can Mata. (PAOLO VERZONE)

Kemudian pada tahun 2011 muncul fosil seekor Pliobates cataloniae betina yang dijuluki Laia. Spesies yang baru ditemukan ini hidup sekitar 11,6 juta tahun yang lalu, sekitar setengah juta tahun lebih muda dari Pau. Dia kecil, beratnya hampir sama dengan kucing rumahan, tetapi para ahli paleontologi terkejut menemukan bahwa dia memiliki beberapa ciri kera, seperti tulang pergelangan tangannya dan bentuk tengkoraknya yang mirip siamang.

Memahami akar kera besar penting untuk mengetahui asal usul hominin, taksa yang muncul setelah garis keturunan kita dan simpanse berpisah dari nenek moyang mereka yang sama enam juta hingga delapan juta tahun yang lalu. Garis keturunan manusia “tidak muncul begitu saja,” kata Alba. “Jadi kita perlu tahu dari mana mereka berevolusi.”

 

Baca Juga: Fosil Megalodon dan Hewan Laut Purba Lainnya Ditemukan di Sukabumi