Merapah Rempah: Seteguk Riwayat Minuman Beralkohol Nusantara

By Fikri Muhammad, Minggu, 13 Juni 2021 | 13:27 WIB
Pabrik Arak 'A.P.' di Batavia pada 1682. Album ini diterbitkan oleh Indische Handels Compagnie. Minuman Eropa hanya berhenti di dalam benteng atau keraton, tidak turun kepada rakyat jelata. (KITLV)

Jalur Rempah memungkinkan perjumpaan antarbudaya yang memperkaya citarasa minuman beralkohol Nusantara.

Nationalgeographic.co.id—Budaya menenggak minuman beralkohol mulanya jarang ditemukan di daerah pesisir dan dataran rendah. Pada negara-negara tropis, kebutuhanya lebih banyak dipakai untuk pelaksanaan ritual.

Antropolog dari Universitas Indonesia, Raymond Michael Menot, menyatakan keberadaan ritual itu sudah ditemukan pada residu artefak guci di Turki yang berasal dari 10000 SM. Residu itu mengandung alkohol berbahan gandum. Berikutnya temuan residu minuman berbahan beras, anggur, dan madu di Tiongkok (7000 SM); residu berbahan beras gandum, tebu, dan buah India (3000 SM); dan residu berbahan anggur dan air Babylon (2700 SM).

Dalam Kitab Injil Markus pada Perjanjian Baru, anggur merupakan minuman yang disajikan dalam cawan pada saat Perjamuan Terakhir. “Anggur itu menjadi ritual umat Nasrani sampai sekarang,” kata Raymond saat diskusi daring Tradisi Arak Nusantara yang digelar Yayasan Negeri Rempah.