Astrofotografi: Bagaimana Foto-Foto Paling Ikonik Luar Angkasa Dibuat?

By Utomo Priyambodo, Jumat, 18 Juni 2021 | 14:00 WIB
Mata-Mata di Langit: Foto tabrakan antara dua galaksi. (NASA/ JPL-Caltech/ STScl/ Vassar)

Nationalgeographic.co.idFotografi luar angkasa menghasilkan tampilan dunia lain yang menakjubkan. Mulai dari penampakan berbentuk rumit hinga warna yang berapi-api.

Keberadaan foto-foto luar angkasa ini menjadi penting dalam membantu para astronom memahami alam semesta. Sejak foto astronomi pertama diambil, yakni berupa penampakan Bulan pada tahun 1840, perkembangan teknologi untuk fotografi antarika pun berkembang dan bertambah maju. Kemajuan ini memungkinkan para ilmuwan mengambil foto-foto kosmik yang paling jelas dan paling akurat.

Sebagai contoh, kamera wide-field memungkinkan kamera yang mengorbit Bumi untuk memotret area antariksa yang luas. Sementara itu, teknologi menangkap gambar objek dalam inframerah, sinar-X, dan panjang gelombang lainnya juga membantu mengungkapkan detail halus ledakan, tabrakan, dan peristiwa kosmik lainnya.

Keberadaan penggunaan sinar-sinar dengan panjang gelombang yang berbeda-beda itu sangat membantu. Misalnya, dengan mengamati luar angkasa hanya dengan menggunakan cahaya tampak, para astronom tidak akan dapat mengidentifikasi fitur-fitur berenergi tinggi di alam semesta seperti lubang hitam. Dengan menggunakan fotografi sinar-X, para ilmuwan dapat menyaksikan lubang hitam mencuri energi dari lingkungan mereka dan memancarkannya kembali dalam bentuk pancaran energi tinggi.

 

Cahaya tampak memiliki panjang gelombang pendek, yang berarti lebih mungkin untuk memantul dari partikel di sekitarnya dan menyebar. Saat mengamati foto luar angkasa menggunakan teleskop inframerah, panjang gelombang yang lebih panjang yang terdeteksi dapat bergerak lebih efektif melalui bagian ruang-ruang yang lebih berdebu. Radiasi inframerah dapat dipancarkan oleh material yang tidak cukup terang untuk dilihat menggunakan cahaya tampak, dan menunjukkan wilayah yang sebelumnya tidak terlihat.

Berkat kemajuan teknologi di bidang astrofotografi tersebut, sejumlah foto paling ikonik dari luar angkasa pernah dihasilkan. Berikut ini beberapa dari foto-foto paling ikonik tersebut dan bagaimana cara membuatnya, sebagaimana dikutip dari Live Science.

Gelembung Hubble

Diambil pada tahun 2016, gambar pertama Teleskop Hubble adalah tentang nebula. Foto tersebut lengkap menunjukkan "balon" yang meledak dengan warna dalam detail yang menakjubkan.

Baca Juga: Teleskop Bak Mesin Waktu, Astronom Temukan Galaksi Muda Dekat Big Bang

Gelembung Nebula. (Alamy)

 

Foto ini adalah upaya ketiga teleskop memotret pemandangan seperti itu. Yang pertama mengalami buram dan yang kedua tidak memiliki bidang pandang yang cukup luas. Namun, hasil akhir yang ketiga benar-benar membuktikan bahwa upaya berkali-kali ini layak untuk dilakukan.

Dalam foto tersebut terlihat ada bintang terang di dalam gelembung nebula, sedikit ke kiri dari pusat. Dengan menggunakan angin kencang dari radiasinya, bintang yang massanya antara 10 dan 20 kali massa matahari kita itu meniupkan awan debu luar angkasa di sekitarnya ke luar. Gelembung yang tampak dalam foto itu terpanaskan oleh radiasi tersebut, sehingga terbentuklah bola gelembung besar yang berwarna kontras ini.

Foto itu diambil oleh Wield Field Camera 3 Teleskop Hubble. Filter-filter cahaya tampak yang berbeda mengisolasi panjang-panjang gelombang tertentu yang terkait dengan elemen-elemen yang berbeda. Yang pertama adalah filter O III, yang menangkap keberadaan oksigen. Filter H-alpha memvisualisasikan di mana hidrogen dilepaskan dan filter N II menampilkan nitrogen.

Filter-filter ini membantu membedah nebula dan memungkinkan para astronom untuk lebih memahami dinamika di dalam awan antarbintang ini. Tiga gambar yang dihasilkan diberi kode-kode warna. Biru untuk oksigen, hijau untuk hidrogen, dan merah untuk nitrogen. Warna-warna itu kemudian digabungkan untuk membuat foto komposit ini.

Mata-Mata di langit

Ketika galaksi-galaksi bertabrakan, mereka terkadang bergabung menjadi satu supergalaksi. Itulah yang terjadi pada dua galaksi ini, yang telah bergabung untuk menciptakan sepasang mata di langit.

Kedua galaksi bernama NGC 2207 dan IC 2163 itu telah bersama selama sekitar 40 juta tahun. Bergulat satu sama lain saat gaya gravitasi besar bekerja pada sistem bintang di dalamnya, kedua mata galaksi ini suatu hari akan bergabung menjadi satu mata besar.

Baca Juga: Astronom Berhasil Menangkap Gambar dan Video Terdetail Permukaan Matahari

Mata-Mata di Langit: Foto tabrakan antara dua galaksi. (NASA/ JPL-Caltech/ STScl/ Vassar)

Warna merah dan hijau yang masuk ke dalam foto ini menyerupai topeng yang mungkin dimiliki oleh semacam penjahat super, tetapi skema warna ini adalah karya dua teleskop. Teleskop Luar Angkasa Spitzer NASA menyumbangkan data inframerah yang membentuk mayoritas warna merah, sementara data yang terlihat dari Teleskop Luar Angkasa Hubble menangkap warna biru dan hijau. Bagian-bagian inframerah dalam foto menunjukkan kepada para astronom keberadaan debu panas yang dapat digunakan untuk membuat bintang atau planet baru.

Pusat dari kedua galaksi tersebut, yang diperoleh oleh Hubble, menyoroti cahaya bintang yang terang. Kontras dalam foto tersebut juga mengungkapkan gugusan bintang yang baru lahir di dalam debu tersebut. Para ilmuwan menemukan, gugusan bintang tersebut terbentuk ketika galaksi-galaksi itu pertama kali bergabung.