Ternyata, Pemakaman Korban Black Death Dilakukan Secara Hati-hati

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 18 Juni 2021 | 20:54 WIB
Perawatan pasien yang terpapar wabah Black Death di gereja paroki All Saint, Cambridge. (Mark Gridley)

 

Sedangkan di gereja All Saints by the Castle—gereja paroki yang didirkan sekitar 940-1150, ditemukan 49 kerangka dari kuburan sebagai sampel. 22 di antaranya diperkirakan tewas pada wabah kedua Black Death, dan mayoritas sekitarnya yang sudah meninggal terlebih dahulu sebelum wabah kedua.

Mereka menyimpulkan, selama pandemi kedua Black Death, jenazah orang yang meninggal karena pagebluk dikebumi dengan berbabgai cara. Sebagain pemakaman massal dilakukan secara khusus, dan sebagian besar dilakukan secara normal.

"Mungkin sekitar 2300–3500 orang meninggal karena wabah dalam beberapa bulan pada tahun 1349 di Cambridge dan dikuburkan di tujuh belas gereja paroki, sebuah biara, dua biara, dan empat biara, baik sebagai pemakaman individu maupun pemakaman massal," papar para ilmuwan.

Baca Juga: Black Death dan Wabah Mematikan Bisa Terjadi Akibat Perubahan Iklim

Kerangka mayat yang meninggal akibat Black Death, dan dimakamkan di rumah biara Agustinian, Cambridge, Inggris. (Cambridge Archaeological Unit)

Dalam pemakaman massal, terang para ilmuwan, setidaknya ada lima orang di dalamnya. Ini menandakan bahwa komunitas masyarakat kewalahan dan tidak mampu mngatasi melalui pengubural normal. Tetapi mereka masih memperlakukan mayat sebanyak mungkin dengan rasa hormat.

Baik rohaniawan maupun kaum awam yang tewas akibat Black Death, dikeburukan dengan cara biasa, termasuk biarawan berstatus tinggi. Kadang-kadang, mereka dikebumikan di jantung arsitektur lembaga komunitas.

 

 

 

Hal ini menunjukkan kepedulian lembaga dengan menandai status mereka yang membutuhkan usaha yang berat, maupun pada korban pagebluk maupun tidak. Orang yang meninggal karena pagebluk, dikebumikan di tempat lain di biara, sesuai dengan status mereka.

Cressford dalam rilis mengatakan, "Pekerjaan kami menunjukkan kalau sekarang [adalah saat yang] memungkin untuk mengidentifikasi individu yang meninggal karena wabah dan menerima penguburan individu."

"Ini sangat meningkatkan pemahaman kita tentang wabah dan menunjukkan bahwa bahkan di masa yang sangat traumatis, selama pandemi masa lalu, orang berusaha sangat keras untuk menguburnya dengan sangat hati-hati."

Baca Juga: Setahun Pagebluk Covid-19. Apa saja yang Bisa Kita Pelajari?