Hatshepsut, Sang Ratu Mesir Kuno Pertama Yang Memiliki Jenggot

By Bella Jingga Ardilla, Minggu, 27 Juni 2021 | 12:00 WIB
Ratu Makare Hatshepsut (Wikimedia)

 

Tidak seperti kuil Mesir lain, Deir el-Bahri adalah kuil dengan tiga pilar yang menjaga Lembah Para Raja. Kuil makam Hatshepsut dibangun selama 15 tahun dan diawasi oleh Senenmut. Senenmut merupakan kekasih dan juga arsitek kerajaan Hatshepsut. Banyaknya patung Senenmut yang dihiasi batu mahal menunjukkan keistimewaannya terhadap Hatshepsut. Namun, tidak ditemukan bukti mengenai perselingkuhan antar keduanya. Tetapi diketahui bahwa Senenmut memasuki hidup Hatshepsut ketika sang suami masih hidup.

Kisah cinta kontroversi ini juga digambarkan oleh beberapa patung Hatshepsut yang duduk di pangkuan Senenmut. Tercatat juga, Senenmut menyebut dirinya sebagai “seorang bangsawan yang dicintai tuannya. Dia memuliakan saya di depan 'Dua Kawasan' dan menjadikan saya sebagai juru bicara dan hakim di seluruh negeri.”

Selain itu, nama Senenmut terukir di kuil makam Hatshepsut dan wajah mereka saling berhadapan seperti yang terukir di granit. Ini membuktikan bahwa Senenmut ingin tetap dekat dengan orang yang dicintainya bahkan setelah kematian. Fakta tersebut didukung ketika Hatshepsut tidak pernah menikah lagi dan Senenmut tidak memiliki seorang istri.

Terlepas dari kontroversi kisah cintanya, Mesir menjadi damai selama 20 tahun pemerintahan Hatshepsut.  Tidak seperti Cleopatra, Hatshepsut bukanlah ikon dari kecantikan yang dikenal hingga zaman modern.

Baca Juga: Ransum Pembangun Piramida Mesir Kuno, Seperti Apa Menu Mereka?

Kuil Deir el-Bahri (Wikimedia)

 

Pada 2007, Zahi Hawass, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan di Kairo mengumumkan bahwa ditemukan mumi wanita tua dan dipastikan adalah mumi Hatshepsut. Mumi kerajaan pertama sejak penemuan makam Tutankhamen pada 1922.

Usai indetifikasi mumi tersebut, ternyata arkeolog menemukan fakta bahwa Hatshepsut mengalami kelebihan berat badan, diabetes, dan mengalami kebotakan di depan. Selain itu, diyakini pula bahwa Hatshepsut menggunakan cat kuku merah atau hitam, yang menggambarkan penampilannya yang gothic.

Hatshepsut ternyata telah mempersiapkan makamnya jauh sebelum sang suami meninggal. Hatshepsut meninggal pada usia pertengahan empat puluh, dan dimakamkan di Lembah Para Raja. Untuk mengenang pemerintahan Hatshepsut, ia dimakamkan dengan sarkofagus sang ayah, Raja Thutmose I.

Selain peninggalannya dalam bentuk kuil, Hatshepsut juga meninggalkan obelisk, monumen berbentuk tugu. Obelisk milik Hatshepsut menjadi yang terbesar kedua di seluruh Mesir dan diukir dengan granit merah muda. Obelisk dengan tinggi 28,58 meter dan berat 343 ton berada di Kuil Amon, Karnak dan didirikan pada 1457 SM.  

Baca Juga: Ratu Tiye, Salah Satu Wanita Paling Berpengaruh di Mesir Kuno