Kuburan Kerajaan Ur, Tempat Peristirahatan Terakhir Penguasa Sumeria

By Bella Jingga Ardilla, Selasa, 29 Juni 2021 | 22:00 WIB
Charles Leonard Woolley berhasil menemukan salah satu instrumen musik berupa Kecapi (Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Penggalian dan penemuan 2.000 kuburan di Mesopotamia Selatan atau Irak Selatan mengejutkan dunia arkeologi. Selain mengejutkan, penemuan permakaman ini membawa fakta-fakta baru mengenai Kerajaan Ur. Situs makam Kerajaan Ur ini berusia 4.800 tahun dan berlokasi di kota kuno Ur.

Penggalian yang disponsori oleh British Museum beserta The University of Pennsylvania Museum of Archaeology and Anthropology. Peneliti lapangannya seorang arkeolog asal Inggris yaitu Charles Leonard Woolley pada 1922. Namun, penemuan dan penggalian yang sebenarnya dilakukan oleh 150 pekerja adalah empat tahun setelahnya, tepatnya pada 1926.

Pada 1922, Wolley mulai menggali parit di dekat reruntuhan ziggurat dan menemukan perhiasan emas serta batu mulia, sehingga kemudian disebut sebagai “parit emas”. Setahun setelah penggalian, keputusan kontroversi diambil oleh Woolley yaitu menghentikan penggalian karena banyak artefak emas yang hilang. Kemungkinan dicuri oleh anggota tim. Selain itu, para penduduk yang disewa untuk membantu penggalian dinilai belum memiliki pengalaman menggali makam kuno.