Tidak tinggal diam, Woolley segera menemui kepala suku kawasan tersebut, Mushid ibn Hubaiyib, untuk meminta bantuan agar tidak ada pekerja yang menyentuh situs tersebut tanpa kehadiran Woolley. Dalam tiga musim berikutnya, tidak ada satu pun yang masuk situs tanpa izin dari Woolley, serta tidak ada temuan luar biasa yang diambil. Akhirnya, Wolley memutuskan kembali menggali “parit emas” pada 1926.
Penggalian tersebut merupakan bagian dari ekspedisi 12 tahun di Tell el Muqayyar yang terletak di saluran Sungai Efrat, Irak Selatan. Tell el Muqayyar adalah nama untuk situs arkeologi setinggi tujuh meter dari lahan sebesar 50 hektar. Situs ini terdiri dari reruntuhan bangunan bata lumpur yang telah ditinggalkan penduduk Ur antara akhir millennium ke-6 SM dan abad ke-4 SM.
Penggalian yang berlangsung bertahap berhasil menemukan 1.850 kuburan dan mengidentifikasi 260 kuburan tambahan. Woolley pun berhasil menemukan Great Death Pit yang kondisinya sangat buruk. Hanya tersisa beberapa batu dan beberapa emas, lapis lazuli, dan manik-manik akik dalam kondisi baik.
Baca Juga: Acar, Makanan Pendamping Penuh Warna Sejak Peradaban Mesopotamia
The Great Death Pit adalah ruang terbuka yang berbentuk persegi, berfungsi sebagai kuburan untuk mayat pria bersenjata. Permakaman besar-besaran di Ur sudah dikenal sejak Meskalamdug, raja Ur yang juga merupakan penguasa tertinggi bangsa Sumeria. Dia memulai penguburan besar-besaran dengan pengorbanan tentara dan paduan suara wanita untuk menemaninya di akhirat.
Selain itu, Woolley tertarik dengan ke enam belas makam berbeda dan diduga sebagai Kuburan Kerajaan dengan harta peninggalan yang sangat berharga, seperti gelang emas, barang-barang dari perunggu, segel silinder, alat musik, keramik hingga artefak yang berkaitan dengan ritual massal.
Woolley menemukan lima mayat, dihiasi dengan barang-barang kuburan, berbaring bersama di atas anyaman tikar. Beberapa meter jauhnya, mereka menemukan sepuluh mayat lagi. Mereka adalah wanita yang mengenakan ornamen emas dan batu mulia.
Baca Juga: Tugu Peringatan Perang Berusia 4.000 Tahun Teridentifikasi di Suriah