Melanggar Konvensi, Maraknya Penggunaan Senjata Kimia Perang Dunia I

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 3 Juli 2021 | 15:00 WIB
Dua tentara sekutu menggunakan masker saat penggunaan senjata kimia marak pada Perang Dunia I. (via Rare Historical Photos)

Nationalgeographic.co.id - Jika terjadi perang, perjanjian internasional melarang beberapa penggunaan senjata. Salah satu perjanjian itu adalah Protokol Jenewa tahun 1925 yang masih bisa diakses di laman PBB, dan terus dikembangkan dalam beberapa resolusi majelis umumnya.

Kisah dilarangnya penggunaan senjata kimia bermula saat pascar revolusi industri dan pada Perang Dunia I.

Pasca revolusi industri, negara-negara Eropa mengembangkan berbagai kemajuan dalam kimia. Banyak pula penemuan bahan baru atau sintesis yang awalnya diharapkan untuk tujuan damai, dan memperbaiki kehidupan sipil. Tetapi kemudian menjadi penggunaan militer pada Perang Dunia I.

Di masa Perang Dunia I juga berkembangnya teknologi militer dengan pesat. Hal itu bisa dilihat, bagaimana penggunaan tank, pesawat, senapan mesin untuk pertama kalinya dalam medan perang. Dan gas beracun juga digunakan sebagai variasi untuk mematikan lawan.

A.P. Padley dalam Anaesthesia and Intensive Care tahun 2016 menulis, bahwa negara-negara Eropa menyadari bahayanya sebelum itu. Bahkan pada 1899, mereka mengadakan kesepakatan dalam Konvensi Den Haag dengan pernyataan bahwa setiap alat termasuk difusi gas yang menyebabkan sesak napas atau merusak, akan dilarang digunakan dalam perang.